Mohon tunggu...
BREMA ARDIANTA PERANGIN ANGIN
BREMA ARDIANTA PERANGIN ANGIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Palangka Raya

Cukup Dengan Alam, Kamu Merasakan Kedamaian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Depan Bank Sentral: Digitalisasi Dan Mata Uang Digital

13 Oktober 2024   08:33 Diperbarui: 13 Oktober 2024   08:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perubahan zaman,  teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, mulai dari cara kita berkomunikasi, bekerja, hingga bertransaksi.  Transformasi digital ini juga telah merambah sektor keuangan, khususnya pada bank sentral. Salah satu inovasi yang kini menjadi pusat perhatian adalah mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency atau CBDC). Pertanyaan besar yang muncul adalah, bagaimana digitalisasi dan pengenalan mata uang digital akan membentuk masa depan bank sentral? Apakah mereka akan memperkuat stabilitas ekonomi atau justru menimbulkan tantangan baru?

Dalam perkembangan zaman, nilai mata uang bukan lagi berdasarkan bahan material pembuatannya, sebagaimana uang pada abad pertengahan hingga sebelum masa perang dunia pertama, melainkan sesuai dengan nilai nominalnya sehingga nilai suatu mata uang sangat tergantung pada besarnya kepercayaan publik terhadap otoritas penerbit uang.

Digitalisasi sektor keuangan bukanlah fenomena baru. Dimulai dengan munculnya pembayaran elektronik dan platform perbankan digital, kita telah menyaksikan perubahan besar dalam cara uang dan informasi mengalir melalui sistem keuangan. Digitalisasi ini mempercepat proses transaksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya operasional. Fintech dan teknologi blockchain adalah beberapa inovasi yang telah mengubah lanskap perbankan secara drastis.

Bank sentral, sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas ekonomi, tak luput dari tren ini. Peran mereka dalam menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan inflasi, dan mengawasi sektor perbankan kini semakin dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Salah satu inovasi yang saat ini menjadi topik perbincangan hangat adalah pengenalan CBDC, yang dianggap sebagai evolusi selanjutnya dari digitalisasi uang.

CBDC adalah bentuk digital dari mata uang fiat yang diterbitkan dan didukung oleh bank sentral. Berbeda dengan cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ethereum yang bersifat desentralisasi dan tidak diatur oleh otoritas pusat, CBDC dirancang untuk menjadi alat pembayaran yang stabil dan terintegrasi dalam sistem keuangan tradisional.

CBDC menjanjikan banyak keuntungan, baik untuk bank sentral maupun masyarakat luas. Salah satu manfaat utama adalah efisiensi yang lebih tinggi dalam sistem pembayaran. Transaksi dengan CBDC bisa lebih cepat, aman, dan murah, terutama dalam skala internasional. Saat ini, transfer internasional bisa memakan waktu beberapa hari dan melibatkan biaya yang signifikan. Dengan CBDC, transaksi semacam itu bisa terjadi dalam hitungan detik dengan biaya yang lebih rendah.

CBDC juga berpotensi meningkatkan inklusi keuangan, terutama di negara-negara berkembang di mana akses ke layanan perbankan masih terbatas. Dengan mata uang digital, masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital hanya dengan menggunakan smartphone atau perangkat digital lainnya.

Dari perspektif kebijakan moneter, CBDC dapat memberikan alat yang lebih fleksibel bagi bank sentral dalam mengelola inflasi dan likuiditas. Dalam skenario krisis ekonomi, bank sentral dapat mengedarkan CBDC secara langsung kepada individu atau bisnis yang membutuhkan stimulus ekonomi, tanpa harus bergantung pada perantara seperti bank komersial. Ini memberikan potensi untuk respon kebijakan yang lebih cepat dan tepat.

Namun, meskipun banyak manfaat yang dijanjikan, penerapan CBDC juga menghadirkan sejumlah tantangan yang signifikan. Salah satu kekhawatiran utama adalah risiko terhadap stabilitas sistem keuangan. Jika masyarakat mulai beralih dari menyimpan uang mereka di bank komersial ke CBDC, ini bisa menyebabkan apa yang disebut sebagai "bank run," di mana bank kehilangan simpanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, yang pada gilirannya bisa mengguncang stabilitas sektor perbankan.

Selain itu, Masalah keamanan siber juga menjadi perhatian utama. Dengan meningkatnya serangan siber pada institusi keuangan, bank sentral perlu memastikan bahwa infrastruktur teknologi yang digunakan untuk mengelola CBDC cukup kuat untuk melindungi dari ancaman tersebut. Serangan siber yang berhasil pada sistem CBDC dapat memiliki dampak yang jauh lebih luas dan merusak kepercayaan publik terhadap sistem keuangan secara keseluruhan.

Pengenalan CBDC juga akan membawa perubahan signifikan dalam cara bank sentral mengimplementasikan kebijakan moneter. Dengan memiliki kendali penuh atas CBDC, bank sentral dapat memiliki pengaruh langsung terhadap suplai uang dalam perekonomian. Mereka bisa mengatur suku bunga secara lebih efektif dan langsung mempengaruhi likuiditas dengan lebih cepat. Hal ini juga memungkinkan bank sentral untuk merespon krisis ekonomi dengan lebih gesit, misalnya dengan memberikan stimulus langsung kepada individu melalui CBDC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun