Mohon tunggu...
Agung A. Kusuma
Agung A. Kusuma Mohon Tunggu... -

FUCK POLITIK

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

ketika BTN dibubarkan

30 Maret 2013   13:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:59 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

tanya kenapa??????

dulu ditahun 90an banyak klub eropadan negara-negara  yang masih mau bertanding persahabatan/ujicoba lawan Timnas Indonesia, bahkan lawan klub lokal mereka mau, tapi semenjak PSSI diketuai sang mantan NAPI nurdin halid top, ditahn 2000an PSSI tanpa gelar, bahkan tanpa/sedikit sekali ujicoba, bahkan pelatih2 timnas pada mengeluh, masak setiap ujicoba lawan klub lokal, gimana mau berkembang???

Sebenarnya banyak klub atau negara luar yang ingin bertanding lawan Timnas karena mereka tau indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dari sisi SDM, tapi kenapa slit terealisai?? tidak ada promotor yang sanggup membawa tim kelas eropa tampil di indonesia??

itu salah besar, dulu banyak sekali promotor yang ingin menundang klub/negara2 papan atas, tapi kenapa tidak terwujud?? karena bapak kita yang terhormat nurdin halid tidak menginginkan sepakbola/Timnas indonesia berkembang, yang ada dikepalanya hanya uang uang dan uang, kenapa uang?? tanya kenapa??
promotor mengeluh PSSI era nurdin meminta fee yang besar kepada promotor untuk bisa mengizinkan mereka mendatangkan klub/negara luar,,, what???? bukannya seharusnya PSSI senang karena ada promotor yang mau mengundang tim2 luar.

di era reformasi PSSI saat digulingkannya Nurdin Halid Top, semua terasa mulai cerah, PSSI yang diketuai djohar arifin sangat terbuka kepada promotor, banyak promotor yang mengundang tim2 dari luar ntuk beruji coba dengan timnas, PSSI bersyukur karena mereka tidak ada biaya mendatangkan tim2 luar dengan fee yang mahal, mereka bersyukur ada operator yang mau mendatangkan tim2 luar ke indonesia.

PSSI era djohar pun hanya mengakomodasi saja, semua terserah promotor, dari hak siar televisi dan sponsor, serta masalah tiket semua diatur oleh promotor, PSSI lebih terbuka di era ini, mereka sadar tidak dapat mendatangkan tim luar karena dana terbatas, mereka membuka tangan kepada promotor untuk mengundang tim luar, yang penting timnas dapat pengalaman berharga lawan tim2 elite luar negeri. bandingkan dengan era nurdin?? PSSI nurdin yang hanya memikirkan uang tanpa memikirkan kualitas timnas indonesia.

Sekarang ditahun 2013 banyak sekali agenda TIMNAS indonesia dari lawan klub2 eropa dan lawan negara2 langganan piala dunia, mngkin sampai 20 laga ujicoba, ingat ketika rahmad darmawan bilang saat lawan arab saudi?? timnas harus banyak melakukan ujicoba internasional untk menambah pengalaman bertanding, kompetisi lokal tidak cukup, bahkan blanco dengan tegas mengatakan saat dia melatih timnas, timnas tidak akan melakukan ujicoba lawan klub lokal, tapi tim2 kelas dunia dan BTN sudah mengagendakan itu semua.

tunggu dulu, dengan kisruh di BTN dan pelatih Timnas, kita harap2 cemas dengan langkah PSSI rasa KPSI, bagaimana jika blanco tiba2 dipecat ditengah jalan?? bagaiman jika rapat exco PSSI yang mayoritas orang KPSI membubarkan BTN, aplgi skandal harbiansah (KPSI) yg menggelapkan dana 2m dari isran noor (Ketua BTN),  bagaimana?????????? akankah semua agenda BTN yang telah disusun akan hancur berantakan,,,

kita pecinta sepakbola indonesia hanya ingin satu hal, TIMNAS INDONESIA yang berkualitas...
bosan dengan mereka yang selalu mengatasnamakan persatuan indonesia demi kepentingan pribadi dan golongan, cukup sudah penderitaan dan penantian pecinta bola tanah air, menangislah alm soeratin melihat kisruh PSSI yang tak pernah usai :(

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun