Mohon tunggu...
Angga Bratadharma
Angga Bratadharma Mohon Tunggu... lainnya -

Pembaca dan Penulis More Info visit my blog : Bratadharma.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ketika Mudik Mengikatkan Kembali Persaudaraan Kita

15 Agustus 2012   12:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:43 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur BNI, Gubernur DKI, dan Menteri Perhubungan Melepas Para Pemudik

Jakarta, AnggaBratadharma - Sebenarnya tulisan ini bermula kala penulis melakukan liputan di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2012. Liputan kali ini, penulis meliput Bank BNI yang melepas sejumlah 6600 nasabah BNI bermudik ke kota masing-masing. Menarik adalah suasana kebersamaan yang ada pada saat itu. Saat itu masyarakat dari berbagai daerah di Jakarta berkumpul di Senayan, dan saling berinteraksi. [caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Direktur BNI, Gubernur DKI, dan Menteri Perhubungan Melepas Para Pemudik"][/caption] Pada momentum itu, BNI menyelenggarakan program Rejeki Mudik BNI 2012. BNI menyediakan sejumlah kendaraan, yakni bus dan kereta api untuk memberangkatkan para nasabah setia BNI. BNI sendiri menyediakan 110 armada bus AC eksekutif yang akan memuat 6000 orang, dan 12 gerbong kereta api untuk mengangkut 600 orang. Direktur Utama Bank BNI Gatot M. Suwondo, di Jakarta, hari ini, mengatakan, program ini sudah lama dilakukan Bank BNI. Kegiatan ini ditujukan kepada nasabah setia BNI dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. "Kita sediakan kendaraan sebaik mungkin untuk para pemudik yang akan kita lepas sebentar lagi. Ini kita lakukan sudah lama. Ini sudah dilakukan sejak tahun 2005", tutur Gatot Menarik disimak adalah masyarakat yang terdiri dari nasabah BNI dari berbagai penjuru di Jakarta berkumpul kala itu. Panggung yang disediakan dan para bintang tamu yang dihadirkan akhirnya membuat suasana semakin meriah. Apalagi, Cagur dan Ustad Maulana mampu membuat suasana pemberangkatan mudik itu semakin meriah. Bahkan, pembagian hadiah semakin heboh, manakala Cagur mampu membawa suasana semakin membahana dengan beberapa lawakan khas mereka. Akhirnya, masyarakat yang berbeda latar belakang, berbeda agama, berbeda status, berbeda asal kota, menjadi satu dan saling merasakan nikmatnya persaudaraan. Jujur saja, penulis jarang melihat kondisi seperti itu. Bahkan, ketika Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo, ditemani Menteri Perhubungan dan Gubernur DKI Jakarta, melepas para pemudik, mengeluarkan semacam kerinduan akan kampung halaman penulis, yang berada di Palembang, Sumatera Selatan. Kerinduan akan kampung halaman bukan saja Palembang sendiri, tapi ketika perjalanan terjadi. Entah mengapa, saat perjalanan menuju kampung halaman, rasa persaudaraan yang kian luntur akibat kesibukan masing-masing anggota keluarga menjadi terikat kembali. Tawa canda kembali menghangatkan rasa persaudaraan yang telah ada sejaki lahir. Namun, sayangnya penulis tidak bisa melakukan mudik ke Palembang kali ini. Bukan karena berhalangan dengan pekerjaan, hanya saja ada beberapa anggota keluarga yang tidak  bisa ikut disebabkan tugas yang telah diamanahkan dari kantornya. Kendati demikian, ada satu hal yang penulis ambil saat peliputan Mudik BNI tersebut, yakni rasa persaudaraan yang merupakan asas kebersamaan untuk menikmati kehidupan. Dengan ada rasa persaudaraan, penulis merasa bahwa kita tidak pernah sendirian. Soalnya, akan ada selalu mereka yang menyayangi kita meski apapun itu. Jujur saja, di Kota Jakarta sekarang ini rasa persaudaraan telah luntur dengan nilai individualitas yang menjadi sebuah nilai kepribadian. Ini sangat disayangkan. Soalnya, persaudaraan akan mengentaskan kesenjangan sosial yang terjadi sekarang ini. Dengan persaudaraan kita akan merasa satu, kita akan merasa bersama dalam menjalani kehidupan ini. Karenanya, momentum lebaran selalu mengingatkan penulis akan pentingnya dan manisnya persaudaraan yang ada,  baik kepada keluarga kita maupun kepada sesama manusia. Dengan itu, penulis bisa meihat bahwa hidup menjadi bermakna selama kita menjalin rasa persaudaraan Selamat Mudik.  Semoga sampai tujuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun