Mohon tunggu...
Angga Bratadharma
Angga Bratadharma Mohon Tunggu... lainnya -

Pembaca dan Penulis More Info visit my blog : Bratadharma.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Sumpah Pemuda Hanya Status Akun Maya

28 Oktober 2012   08:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:18 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Memang tidak ada salahnya masa muda dinikmati dengan bersenang-senang dengan teman-teman. Namun, bukan berarti kesenangan yang dilakukan berlebihan dan merugikan orang lain, terlebih menghilangkan nyawa orang lain dari sikap yang tidak bertanggungjawab. Sudah sepatutnya pemuda-pemudi sekarang bergerak untuk merubah sistem yang timpang saat ini.

Masalah seperti korupsi, kekerasan, penggunaan obat-obatan terlarang, tawuran, seks bebas, suka membuang sampah sembarang, tidak hormat kepada orang yang lebih tua, tidak menghargai lingkungan, dan lain-lain harus pemuda-pemudi perangi dan berantas. Saatnya makna Sumpah Pemuda sekarang diterapkan secara hakiki. Sudahkah pemuda-pemudi berani memerangi hal itu. Atau, apakah hal demikian masih mendominasi kehidupan pemuda-pemudi kita.

Bila kita hanya bangga akan Sumpah Pemuda dengan merubah status FB, Twitter, BB, dan lain-lain, tanpa ada perubahan mendasar, atau ada perubahan minimalnya tidak membuang sampah sembarangan, maka perjuangan pemuda-pemudi kita saat 28 Oktober 1928 itu hanya ada dikertas buku sejarah pendidikan kita. Perjuangan mereka akan kemerdekaan Indonesia kita nikmati, tapi tidak kita teruskan perjuangannya. Setidaknya, itu yang tergambar sekarang ini.

Lebih dari itu, memang tidak semua pemuda-pemudi yang seperti itu. Cukup banyak pemuda-pemudi yang berprestasi dan mengukir prestasinya hingga mancanegara. Mereka mampu membawa nama harum Indonesia dinegara tetangga. Kendati demikian, prestasi pemuda-pemudi kita itu seakan tidak ada arti manakala pemerintah tidak memberikan apresiasi dan mengkaryakan secara maksimal dalam upaya kemerdekaan Indonesia yang hakiki di tahun 2012 ini.

Karena itu, datangnya tanggal 28 Oktober sekarang jangan hanya menjadi perayaan dan ditempatkan pada status FB, Twitter, dan BB saja. Bila perlu, dalam konteks Bahasa Indonesia, yaitu hiperbola, masukkan makna Sumpah Pemuda dalam hati sanubari pemuda-pemudi sekarang. Bila perlu tancapkan bendera Sumpah Pemuda dalam hati kita, sehingga tidak ada lagi kekerasan, tawuran, seks bebas, senang membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.

Sudah saatnya pemuda-pemudi berjuang dalam era masalah internal sekarang. Jangan biarkan belenggu penyakit penjara itu melanda kita. Saatnya pemuda-pemudi Indonesia menggebrak dunia. Buktikan bahwa pemuda-pemudi Indonesia bisa membawa perubahan. Bukan hanya sekedar status, tapi menuliskan dalam sejarah dunia bahwa pemuda-pemudi Indonesia bisa membawa perubahan, yaitu kemerdekaan yang hakiki dalam sebuah perlawanan masalah yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun