Rafael Nadal baru saja meraih juara di turnamen grand slam Roland Garros. Ini adalah yang ke 12 kalinya Rafael Nadal juara di Roland Garros sekaligus semakin menobatkannya sebaga raja tennis lapangan tanah liat (king of Clay).Â
Torehan ini juga semakin dekat dengan rekor juara grand slam terbanyak yang dipegang oleh rival abadinya Roger Federer. Rafael Nadal total sudah mengumpulkan 18 gelar grand slam berseilisih dua dengan Roger Federer.Â
Torehan Nadal ini patut dijadikan panutan buat atlet-atlet olahraga lainnya termasuk atlet tanah air. Diusia yang tidak lagi muda (33 tahun) dan sering dilanda cedera tak menyurutkan nadal untuk tetap meraih prestasi.Â
Mental juara yang dibarengi dengan hasrat bermain yang kuat dan kecintaannya terhadap olahraga ini menjadi faktor yang membuat Nadal tetap mengukir prestasi demi prestasi dan rekor demi rekor.
Rafael Nadal sempat diragukan bisa menjuarai turnamen roland garros. Sebelum memasuki musim kompetisi tanah liat Nadal hanya bermain di tiga turnamen tahun 2019.Â
Dengan kondisi cedera, Nadal masih mampu sampai ke final turnamen grand slam Australia Terbuka sebelum dikalahkan oleh Novak Djokovic. Nadal akhirnya memutuskan untuk istirahat 5 pekan saat mundur dari semifinal turnamen Indian Wells.Â
Di musim kompetisi tanah liat, Rafael Nadal hanya bisa mencapai semifinal di Monte Carlo Masters, Bracelona Open dan Madrid Open sebelum akhirnya menjadi juara di Italian Open. Â B
ahkan Rafael Nadal sempat mengalami kekalahan dikandang sendiri di Barcelona Open melawan Dominic Thiem yang menjadi lawan Rafael Nadal di Final Roland Garros. Â Hanya berbekal 1 gelar juara sepanjang tahun 2019 sebelum memasuki kompetis Roland garros membuat banyak pihak meragukannya bisa juara untuk ke 12 kalinya.Â
Namun berkat kerja keras dan cara nadal mengubah sikap dan mentalitas dari berbagai maslah dan rintangan yang dihadapi akhirnya membawanya merengkuh gelar juara Roland Garros.Â
 Usaha, Sikap Pantang menyerah dan selalu melakukan  perbaikan sekecil apapun yang bisa dia lakukan menunjukkan mental juara yang sesungguhnya dari  seorang Rafael Nadal. Banyak atlet yang tidak mampu bangkit setelah mengalami cedera secara terus-menerus. Dan tidak semua atlet bisa mengukir prestasi di usia yang tidak muda.
Sikap dan prestasi yang diraih oleh Nadal bisa dijadikan panutan buat atlet-atlet kita untuk bisa berprestasi. Usia, Cedera bukanlah menjadi hambatan untuk mengukir prestasi.Â
Bangkit dari cedera, disiplin dalam berlatih dan mencintai olahraga yang kita tekuni akan menjadi kunci untuk terus berprestasi. Semoga atlet-atlet kita kedepan bisa melahirkan Rafael Nadal Baru di setiap cabang olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H