Mohon tunggu...
BRANDON NATHANAEL HALIM
BRANDON NATHANAEL HALIM Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Saya pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivitas Industri Penyebab Gempa, Haruskah Dihilangkan?

3 Oktober 2023   12:23 Diperbarui: 3 Oktober 2023   12:27 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia tinggal dan hidup berdampingan dengan alam dan pastinya ada banyak hal yang terjadi di alam tentunya beberapa kejadian tersebut dapat mengganggu kegiatan manusia. Kejadian yang mengganggu habitat mahluk hidup disebut sebagai bencana alam. Salah satu bencana alam yang kerap sering terjadi di Indonesia adalah gempa bumi. Seperti yang kita ketahui, Indonesia terletak di antara tiga lempeng bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Australia, dan Lempeng Pasifik. Maka dari itu Indonesia memiliki banyak gunung berapi dan juga sering kali terjadi gempa.

            Gempa bumi di Indonesia baru terjadi pada bulan September 2023 di daerah Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang paling sering mengalami gempa bumi. Indonesia berada pada peringkat kedua setelah Jepang yang menjadi negara yang paling sering terjadi fenomena gempa bumi (Detikedu, 2022). Gempa bumi bisa dipicu karena berbagai masalah. Apa faktor -- faktor yang menjadi penyebab dari gempa bumi?

   Indonesia terletak pada daerah Cincin Api Pasifik (Ring of fire) karena itu Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Diantaranya 129 gunung dengan status aktif serta 500 gunung berstatus tidak aktif (EGSA UGM, 2023). Gunung berapi aktif ini dapat meletus kapan saja dan letusan tersebut dapat mengakibatkan guncangan, guncangan ini disebut gempa bumi vulkanik. Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi karena magma di dalam gunung berapi mengalami pergerakan.

   Salah satu gunung berapi di Indonesia yang masih aktif  dan sering menunjukan aktivitasnya sampai saat ini adalah Gunung Sinabung. Gunung Sinabung masuk ke dalam tipe-A dimana letusannya terus menerus terjadi dimulai dari tahun 2018, 2019, 2020, dan 2021. Tingkat aktivitasnya yang sangat padat dan tak jarang juga terjadi aktivitas magma di dalam gunung mengakibatkan guncangan yang dapat dirasakan oleh warga (Dilansir dari Kompas.com).


   Selain letak geografis Indonesia, faktor lain yang memicu timbulnya gempa bumi adalah aktivitas manusia. Aktivitas manusia dalam kegiatan industri minyak bumi menjadi salah satu pemicu terjadinya gempa tektonik akibat pembuangan limbah industri ke tanah. Setelah terjadinya gempa bumi dan pergeseran tektonik di dalam tanah, limbah industri masuk ke dalam tanah dan mengendap di antara tektonik tersebut dan mengganggu aktivitas tektonik di dalam tanah. Akibatnya terjadi gempa susulan di daerah pembuangan tersebut.

             Sementara gempa bumi di dasar laut akan menyebabkan terjadinya tsunami. Dengan adanya pergerakan gempa bumi yang besar maka peluang terjadinya tsunami akan semakin tinggi. Seperti peristiwa gempa Bumi yang bermagnitudo 4,2 menggetarkan Jawa Barat pada Senin pagi tanggal 25 September yang disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng bumi.

            Gempa bumi dapat memicu tsunami apabila besaran guncangan sampai 4,8 Magnitudo di dasar laut. Berdasarkan data yang beredar di sosial media dan surat kabar, gempa bumi yang terjadi di Indonesia menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat yang terkena dampaknya, mulai dari kehilangan pekerjaan, kehilangan tempat tinggal, hingga memakan korban jiwa.

            Salah satu pemicu terjadinya gempa bumi adalah adanya kegiatan industri di bidang pertambangan dan minyak bumi. Bidang-bidang industri tersebut banyak menggunakan sumber daya alam sebagai pemenuhan kebutuhan industri. Indonesia sendiri terkenal dengan keindahan alamnya. Indonesia yang diselingi dengan pemanfaatannya baik secara alami maupun pergerakan manusianya dapat menghasilkan hal yang baik dan sebaliknya. Kita tidak dapat menentang alam jika alam sudah berkehendak demikian maka kita sebagai penghuninya menjaga keindahan alam tersebut.

SUMBER DATA

https://pusatkrisis.kemkes.go.id/kenapa-gempa-bumi-menimbulkan-kerusakan-infrastruktur
https://alamendah.org/2014/09/28/kerusakan-lingkungan-akibat-proses-alam/gunung-meletus/
https://youtu.be/Rh-kizm720g?si=-AlTFofIQIg-Mcum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun