Paus Fransiskus menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia dan juga sebagai kepala negara Vatikan. Ia telah membuat masyarakat kaget atau banyak ditanyakan karena dengan gaya hidup sederhananya yang berbeda dengan kebanyakan penjabat yang tinggi. Paus Fransiskus berangkat datang ke Indonesia dan juga Ia menunjukkan bahwa bagaimana seorang pemimpin dengan pengaruh global dapat memiliki hati yang baik dan juga hidup tanpa kemewahan yang berlebihan. Kesederhanaan Paus Fransiskus yang menggunakan barang tidak mahal seperti Ia menggunakan jam tangan yang harga 100 ribu dapat mencerminkan nilai yang baik bagi kehidupan sehari hari untuk umat Katolik dan untuk sedunia.Â
          Kesederhanaan Paus Fransiskus tidak hanya sebagai cara atau perilaku yang mirip dengan ritual atau bisa dibilang rutinitas. Saat paus Fransiskus berangkat dan telah sampai di Indonesia Ia tidak menggunakan seperti pesawat jet pribadi yang biasanya sering digunakan oleh penjabat lain yang datang ke Indonesia, tetapi Paus memilih untuk naik pesawat komersial. Dengan ini Ia membantu Indonesia untuk mendekatkan dirinya terhadap umat dan juga diberikan pesan yaitu hidup yang baik merupakan pilihan yang dapat semua orang jalankan. Dalam dunia ini banyak masalah tetapi tindakan seperti Paus Fransiskus memberikan contoh yang "realistis" pemimpin dunia tetap sederhana dan tidak kehilangan rasa hormatnya. Â
          Pilihan yang dipilih oleh Paus Fransiskus yang dapat memilih untuk naik mobil yang harganya sangat mahal, tetapi Ia lebih ingin memilih mobil Toyota Innova Zenix di mana harga mobilnya hanya 430 juta dibanding para penjabat lain yang biasa naik mobil dengan harga 5 miliar atau lebih. Selama perjalanan dia untuk mencapai tujuan, ia memakai mobil Toyota tersebut karena Paus Fransiskus tidak mementingkan mewahnya mobil atau di mobil yang mahal dan berharga, tetapi yang penting untuk Paus Fransiskus adalah bahwa mobilnya aman dan nyaman untuk digunakan hingga mencapai tujuannya.Â
Setelah itu tidak hanya Ia naik mobil Innova Zenix tetapi selama ia naik mobilnya, ia duduk di depan sebelah sopirnya dibandingkan duduk di belakang kursi tengah. Paus Fransiskus duduk di depan karena Ia ingin menghilangkan batas antar kelas antara pengemudi dan penumpang, yang dimaksud adalah bahwa Ia tidak mau melihat bahwa dia dan sopir memiliki batas karena mereka sesama manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yesus dan Paus juga menunjukkan rasa hormat terhadap sopir tersebut dengan duduk sebelahnya serta memberitahukan kita bahwa manusia itu tidak berbeda dengan orang lain. Paus menunjukkan bahwa walaupun ia seorang pemimpin yang besar, tetap memiliki hati yang baik dan juga tidak memikirkan bahwa dirinya lebih tinggi daripada yang lain tetapi sesama manusia. Â
          Selain itu Paus Fransiskus juga menunjukkan bahwa ia menggunakan jam tangan yang harganya 100 ribu. Jam tangan yang Ia gunakan adalah merek Casio MQ24-7B2, Jam tangan ini tidak mahal tetapi menurut Paus, nyaman digunakan dan membantu untuk melihat jam. Â
          Setelah itu terakhir, Paus Fransiskus menolak hotel berbintang 5 dan ingin tidur di kedubes karena di kedubes ini harganya tidak terlalu mahal dan juga bisa sebagai tempat tidurnya juga atau jam istirahatnya. Ia tidak hanya mencerminkan kesederhanaan hidupnya tetapi juga ingin hemat dan efektif selama Paus menjalankan tugas dia sebagai memimpin gereja Katolik. Penjabat lainnya jika ditawarkan pasti ingin untuk menginap di 5 bintang hotel, tetapi paul memberitahukan kita bahwa hidup yang sederhana ini dapat terciptanya kedamaian antar manusia. Â
          Kesederhanaan dari paus Fransiskus merupakan contoh yang baik yang dapat orang lain tirukan. Dengan gaya hidup yang sederhana sehingga saat ditawar yang mahal seperti mobil, Ia menolaknya dan ingin yang lebih murah karena ia tidak mementingkan yang mewah serta juga menunjukkan kerendahan hatinya dia. Paus memberikan contoh yang nyata bagi pemimpin yang lainnya untuk tidak mementingkan kekayaan atau harus naik mobil yang mewah tetapi lebih mementingkan nilai spiritualnya. Paus Fransiskus adalah pemimpin yang besar dan juga diajarkan bahwa untuk tidak hanya mengukur atau melihat dari kemewahannya, tetapi yang dilihat adalah di dalam dirinya kita seperti hati kita dan kesederhanaannya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H