Mohon tunggu...
Healthy

"Bodyguard" dalam Tubuh yang Menjagamu

25 November 2017   19:47 Diperbarui: 25 November 2017   20:08 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo! Pembaca Kompasiana, selamat datang pada artikel saya yang ke empat pada laman kompasiana ini. Kali ini saya akan membahas tentang leukosit granuler dan agranuler, lebih tepatnya tentang apakah kedua jenis leukosit tersebut bisa melakukan diapedesis. 

Pasti anda sekarang sudah bertanya-tanya tentang apa itu leukosit dan diapesis, apakah itu? Maka tetaplah membaca artikel ini sampai selesai ya. Maka mari kita mempelajari dulu tentang apa itu leukosit dan jenis jenisnya, tidak ketinggalan juga tentang diapedesis.

Yang pertama kita pelajari leukosit, leukosit adalah salah satu dari komponen darah. Biasa kita sebut dengan sel darah putih, dan berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi atau virus dan benda asing yang masuk kedalam tubuh sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia. Dalam keadaan yang normal leukosit berjumlah sekitar 6.000 - 10.000 sel/mm3 darah, dengan rata rata 8.000 sel/mm3. Namun dalam kasus penyakit leukimia dapat meningkat hingga 50.000 sel per tetes.

Leukosit lebih aktif jika di dalam jaringan, bukan di dalam pembuluh darah. Karena leukosit lebih aktif di dalam jaringan maka leukosit lebih bertahan lama juga jika dibandingkan di dalam sirkulasi darah. Leukosit dapat dihasilkan oleh sumsum tulang merah dan sumsung tulang kuning yaitu dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang.

Ada beberapa sifat dari leukosit. Salah satunya yaitu diapedesis, merupakan kemampuan untuk keluar menembus pori membrane kaliper ke jaringan. Lalu yang kedua adalah fagositosis, yaitu menelan benda asing dan sel sel yang sudah rusak. Yang ketiga adalah bergerak amuboid, seperti namanya amuboid maka bisa bergerak seperti amoeba.

Dan yang terakhir adalah kemotaksis, yaitu bergerak mendekati atau menjauh dari pelepasan suatu zat kimia. Lalu berdasarnya ada atau tidaknya granula, jika ada berarti termasuk granulosit yang ditandai adanya butiran yang berbeda dalam pewarnaan sitoplasmanya, dan jika tidak ada maka termasuk agranulosit yang ditandai oleh tidak adanya butiran dalam sitoplasma.

Setelah mempelajari teori tentang leukosit dan apa itu sifat diapedesis maka kita akan memperdalam tentang apakah kedua jenis leukosit yaitu granuler dan agranuler bisa melakukan diapedesis. Ada beberapa pernyataan yang akan saya bahas dibawah ini yang memperkuat kesimpulan saya.

Semua aktivitas pasti ada alasan untuk memicu terjadinya aktivitas tersebut, hal ini juga ada dalam aktivitas dari leukosit atau sel darah putih. Dalam teori diatas, diapedesis adalah kemampuan dari leukosit untuk menembus pori yang ada di membran kapiler untuk menuju ke jaringan. 

Kemampuan ini sangat dibutuhkan karena menurut sifat leukosit yaitu yang beraktivitas dan lebih tahan lama di dalam jaringan, jika dibandingkan leukosit tidak memiliki kemampuan ini maka leukosit tidak bisa keluar atau menembus membran plasma untuk ke jaringan. Namun leukosit tidak hanya sekedar melakukan diapedesis untuk menembus membran plasma, leukosit membutuhkan adanya pemicu.

Pemicunya dapat berupa luka, infeksi oleh virus dan bakteri, dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita. Sehingga dapat kita kaitkan pada artikel saya yang sebelumnya yaitu merupakan respon dari inflamasi. 

Contoh dari penggunaan leukosit untuk melindungi tubuh dari bahaya adalah, jika kita makan makanan yang memicu kita untuk alergi terhadap makanan tersebut, maka tak lama tubuh akan bereaksi untuk mengeluarkan bintil bintil di sekujur permukaan tubuh kita dan akan merasa gatal. Ini disebabkan oleh keluarnya sel darah putih dari pembuluh ke jaringan karena makanan ini dianggap sebagai antigen yang berbahaya bagi tubuh kita untuk memperingati kita jika tubuh kita dalam keadaan yang berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun