Mohon tunggu...
Brandon Dani
Brandon Dani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membelah? Jaringan Permanen Mana Bisa?

25 September 2017   19:18 Diperbarui: 25 September 2017   19:25 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo, pengunjung Kompasiana! Selamat datang di artikel kedua saya. Pada artikel saya sebelumnya membahas mengenai mutasi gen. Nah sekarang saya ingin membahas lebih lanjut tentang bagian makhluk hidup yaitu jaringan, tepatnya jaringan pada tumbuhan. Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai jaringan meristem dan jaringan permanen pada jaringan tumbuhan.

Setiap makhluk hidup tersusun atas jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari satu atau lebih sel yang memiliki bentuk, fungsi, struktur dan sifat yang sama. Lalu secara umum jaringan dibagi menjadi 2 jenis yaitu meristem dan permanen. Pembagian tersebut didasarkan pada sudah atau belumnya proses spesialisasi. Spesialisasi adalah penyesuaian dengan lingkungan sekitar dengan cara menyesuaikan fungsi dan struktur tertentu.

www.slideshare.net
www.slideshare.net
Jaringan meristem merupakan jaringan yang tersusun dari sel - sel yang bersifat embrional, yang dimaksud embrional adalah sel masih aktif membelah. Ciri ciri sel pada jaringan meristem adalah berukuran kecil dan berbentuk isodiametris seragam, memiliki dinding sel tipis, tidak ada ruang antar sel, plastida sel belum matang, tidak mengandung zat makanan, ukuran vakuolanya kecil, dan lain- lain. 

Sel - sel yang terdapat pada jaringan meristem merupakan sel - sel yang belum terdiferensiasi dan terspesialisasi. Berdasarkan asalnya jaringan meristem dibagi menjadi dua yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder, dapat dibedakan lagi berdasarkan lokasinya. Jaringan meristem primer adalah jaringan yang selnya bersifat promeristematik, sehingga laju tumbuhnya ke atas dan ke bawah karena dilakukan oleh ujung akar dan batang, yang mengakibatkan pertambahan panjang pada batang dan akar. 

Di sisi lain jaringan sekunder merupakan jaringan dewasa yang berubah sifat menjadi meristematik, sehingga arah laju tumbuhnya ke samping karena dilakukan oleh kambium. Berdasarkan lokasinya dibedakan menjadi 3, yaitu pertama adalah Jaringan apikal yang bisa ditemukan di ujung batang dan akar, lalu ada jaringan interkalar yang berada pada jaringan dewasa contohnya bambu dan tebu, dan yang terakhir adalah jaringan lateral berada pada korteks batang.

Sekarang mari kita bahas jaringan permanen atau bisa kita sebut sebagai jaringan dewasa, jaringan ini merupakan susunan dari sel dewasa yang telah mengalami perubahan bentuk. Namun pada kondisi tertentu akan bersifat meristem kembali. Jaringan permanen bersifat nonmeristematik, artinya tidak aktif membelah, tidak tumbuh, dan tidak berkembang lagi. Ada beberapa ciri ciri dari jaringan permanen yaitu telah mengalami penebalan pada dinding selnya, bentuk sel permanen, umumnya tidak lagi membelah, dan rongga antar sel besar. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut.

Jaringan Epidermis (Pelindung)

Terletak paling luar, menutup seluruh permukaan tumbuhan. Dapat ditemukan pada akar, batang, daun, buah, dan bunga. Sel berbentuk persegi dan berdinding keras. Fungsi jaringan epidermis adalah melindungi dari suhu, air, dan angin.Ciri ciri jaringan epidermis Terdiri atas satu lapis sel, Memiliki banyak vakuola dan protoplas, Memiliki ketebalan dinding sel yang berbeda, Sel epidermis dapat bermodifikasi, misalnya menjadi stomata, trikoma, emergensia, spina, sel kipas, sel kersik, velamen dan litokis.

Jaringan Dasar

Jaringan dasar disebut dasar karena berada hampir di seluruh bagian tumbuhan. Pada jaringan ini dikelompokan menjadi dua yaitu jaringan penyokong dan jaringan pengisi. Pada jaringan penyokong dikelompokan lagi berdasarkan bentuk dan sifatnya menjadi dua yaitu kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang disusun oleh sel hidup yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri cirinya terdapat sitoplasma, dinding selnya tipis yang pada ujungnya melakukan penebalan, tersusun dari senyawa selulosa, lignin, dan pektin, jaringan ini sering dijumpai di organ organ muda.

Pada kelompok lain, jaringan kolenkim merupakan jaringan yang disusun dari sel mati, dinding selnya tebal yang mengalami penebalan merata di seluruh bagiannya, disusun oleh senyawa lignin, tidak terdapat sitoplasma, dan sering ditemui pada organ organ tua. Pada jaringan pengisi yaitu jaringan parenkim yang tersusun dari sel hidup dan aktif, terdapat pada akar, batang, daun dan buah, dinding selnya tipis, terdapat ruang antar sel, banyak mengandung kloroplas.

Jaringan Pengangkut (Vaskuler)

Peran jaringan pengangkut adalah melaksanakan fungsi pengangkutan zat (transport). Xilem dan floem merupakan penyusun jaringan vaskuler yang tidak dapat berpisah sendiri-sendiri, disebut berkas pengangkutan. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun. Floem berfungsi mengangkut amilum dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.

Jaringan Gabus

Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan dibawahnya dari kehilangan air. Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus (felogen) yang terletak di bawah epidermis. Dibedakan menjadi eksodermis, endodermis, dan kulit gabus (peridermis).

Setelah membahas dan mempelajari dasar teori tentang jaringan tumbuhan tadi, kita dapat memahami dasar dari topik yang akan kita bahas kali ini. Topik yang akan kita bahas kali ini adalah pembelahan pada jaringan permanen. Apakah jaringan permanen sudah tidak lagi melakukan pembelahan, atau mungkin saja masih dapat melakukan aktivitas pembelahan? Disini saja setuju dengan pernyataan bahwa jaringan permanen masih bisa melakukan pembelahan. Seperti yang telah kita ketauhi di dasar teori bahwa jaringan permanen tidak membelah.

Akan tetapi disebutkan pula bahwa pada kondisi tertentu, jaringan permanen dapat berubah bersifat meristem kembali. Hal ini menunjukkan meski telah mengalami diferensiasi menjadi berbagai jaringan dewasa yang berbeda-beda, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa jaringan permanen tidak lagi melakukan aktivitas pembelahan. Disini saya akan menegaskan kembali bahwa yang dimaksud dari pembelahan jaringan adalah sel sel yang menyusun jaringan tersebut yang membelah bukan jaringannya.

Kembali lagi pada teori bahwa jaringan tumbuhan terbagi menjadi dua berdasarkan kemampuan untuk membelah yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem terbagi lagi menjadi meristem primer dan sekunder. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan ke atas dan ke bawah yang menimbulkan pertumbuhan primer. Meristem sekunder bertumbuh ke samping yang menyebabkan tubuh tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder.

Bagaimana dengan jaringan permanen? Pembelahan pada jaringan permanen mungkin terjadi. Berbeda dengan pembelahan pada jaringan meristem yang membentuk jaringan-jaringan baru, pembelahan pada jaringan permanen hanya dilakukan bila ada kondisi tertentu yang benar-benar mendesak dan diharuskan untuk melakukan pembelahan.Sehingga saya mendapatkan kesimpulan bahwa sebenarnya jaringan permanen bukan tidak dapat membelah lagi, melainkan sudah tidak lagi melakukan diferensiasi.

Pada sel - sel yang terdapat pada jaringan permanen mereka semua bersifat totipotensi. yang dimaksud dari totipotensi adalah merupakan sifat atau potensi yang terdapat pada setiap sel penyusun jaringan permanen untuk melakukan pembelahan dan membentuk individu baru. Teori ini pertama kali dikemukakan tahun 1898 oleh G.Heberlandt. Dia adalah seorang ahli fisiologi dari Jerman. Tetapi, pada saat itu masih banyak ilmuwan yang mempertanyakan kebenaran dari teori ini dan akhirnya diadakan percobaan pada tahun 1969 oleh F.C. Steward dengan cara mengambil satu sel dari empulur wortel lalu F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi 1 individu wortel. Sel tumbuhan dapat bertumbuh menjadi individu baru dengan memanipulasi kondisi lingkungan dan nutrisi sekitarnya.

www.zonasiswa.com
www.zonasiswa.com
Setelah ditemukan sifat totipotensi ini, totipotensi dapat dikembangkan oleh banyak para peneliti untuk mengembangbiakkan tumbuhan yang memiliki sifat sama dengan induknya dan menghasilkan banyak individu baru dengan waktu yang singkat, yang kita kenal sebagai kultur jaringan. Dengan adanya kultur jaringan ini juga, diharapkan dapat mempermudah kita sebagai manusia untuk mendapatkan tanaman bermutu baik secara cepat. Pada umumnya tanaman yang menggunakan bioteknologi ini adalah tanaman tanaman untuk dibudidayakan atau dikonsumsi misalnya anggrek, kopi, tembakau, cokelat, dan karet. Dikarenakan bahwa dengan mengembangbiakkan tanaman secara cepat dan dengan mutu yang baik dapat memiliki nilai ekonomi yang baik dan keuntungan yang tinggi pula.

www.alibaba.com
www.alibaba.com
Karena jaringan meristem pada tanaman merupakan jaringan yang masih aktif melakukan pembelahan sehingga untuk membuat individu baru, jaringan meristem tidak akan kesulitan. Maka sangat dianjurkan untuk melakukan kultur jaringan pada jaringan meristem pada tumbuhan. Namun pada jaringan permanen juga bisa diterapkan untuk menjadi kultur jaringan karena pada akar, batang, dan daun didapati jaringan parenkim.

Berdasarkan dasar teori yang telah kita bahas jaringan parenkim tersusun atas sel-sel hidup yang dapat disimpulkan bahwa jaringan parenkim memungkinkan terjadi pembelahan. Dengan dasar teori ini, dapat disimpulkan juga bahwa jaringan parenkim adalah jaringan yang paling aktif dalam proses regenerasi sel, dalam penutupan luka pada bagian tumbuhan. Pada batang tumbuhan terluka. Batang merupakan organ tumbuhan yang tersusun atas jaringan-jaringan permanen seperti epidermis, jaringan dasar, dan jaringan vaskuler. 

Maka saat tumbuhan terluka, tumbuhan langsung menutup lukanya tersebut dengan cara tumbuhan regenerasi sel atau pembelahan sel pada jaringan yang terluka terutama pada jaringan dasar. Salah satu pemicu pembelahan sel adalah hormon asam traumalin. Hormon ini akan memicu pembelahan sel sehingga sel-sel pada jaringan/organ yang rusak itu digantikan oleh sel-sel baru hasil pembelahan. Namun, proses ini membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Seperti yang saya sampaikan bahwa jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling aktif melakukan regenerasi.

Selain jaringan parenkim contoh jaringan lain yang dapat melakukan pembelahan adalah jaringan gabus. Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga macam, yaitu eksodermis, endodermis, dan peridermis. Peridermis terdiri atas felogen, felem, dan feloderm. Feloderm dapat disebut sebagai homogen dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam dan tersusun atas sel-sel hidup. Feloderm dapat melakukan pembelahan yang berfungsi untuk mengatasi pecahnya korteks dan epidermis karena aktivitas pembentukan lingkaran tahun oleh kambium vaskuler.

Saya akan kembali memberikan kesimpulan dari data data di atas. Dapat disimpulkan bahwa jaringan permanen dapat membelah apabila sel dalam jaringan tersebut ada yang rusak atau lepas. Selain itu, arti dari jaringan permanen adalah jaringan yang telah terdiferensiasi, telah dibedakan menurut fungsinya masing-masing. Dapat dikatakan bahwa jaringan permanen bukan lagi titik tumbuh pada tumbuhan karena telah disesuaikan dengan fungsinya.

Jaringan permanen juga memiliki arti jaringan yang disusun oleh sel dewasa yang telah terdiferensiasi namun dalam kondisi tertentu dapat kembali bersifat meristem. Tidak semua jaringan permanen dapat membelah, contoh jaringan permanen yang dapat membelah adalah jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan kolenkim, dan jaringan gabus. Selain itu, ada penemuan dan penelitian yang dapat memperkuat pendapat saya yaitu jaringan tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang ditemukan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Totipotensi merupakan kemampuan sel untuk melakukan pembelahan dan menghasilkan individu baru.

Sekian artikel dari saya. Terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk memberikan kritik dan saran demi meningkatnya kualitas artikel saya yang akan saya buat berikutnya.

Sumber:

Bambang, Pratiwi, Srikini, Sri Maryati, Suharno. 2015. Biologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kultur jaringan

Jaringan Tumbuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun