Mohon tunggu...
Bram Brahmanto
Bram Brahmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

quietly hard

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan Republik Ini

21 September 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin hari, tingkat kompleksitas masalah republik ini semakin mengarah ke sebuah labirin yang rumit. Dimana kita dihadapkan pada sebuah jebakan yang berupa kebuntuan. Ya, kita seringkali dalam penyelesaian masalah terjebak dalam sebuah kebuntuan, dan saat itu juga kita harus kehilangan sebuah peluang. Sebuah peluang yang mampu membantu kita mewujudkan tujuan akhir republik ini, menjadikan republik ini adil, makmur, dan sejahtera.

Dalam keterbatasan pandangan, saya melihat ketidakterbatasan tantangan yang harus kita hadapi bersama, secara garis besar antara lain masalah supremasi hukum dan pemerataan pendapatan.

Tantangan pelik dewasa ini timbul dari upaya penegakan hukum. Isu KKN masih menjadi pembunuh nomor satu bagi keberlangsungan republik ini. Korupsi sukses menjadikan dirinya sebagai budaya baru republik ini. Tidak terfokus di pusat lagi, daerah pun sekarang mulai menjadi lumbung uang bagi koruptor-koruptor awam maupun yang sudah kelas kakap. Pemberantasan korupsi yang cenderung tebang pilih ini sukses membangun kekesalan kolektif. Keadilan sosial sudah menjadi barang mahal bagi mereka yang dirugikan, dan sebaliknya menjadi barang giffen yang sangat mudah didapat oleh segelintir pemegang kekuasaan.

Tantangan kedua adalah pemerataan pendapatan. Ditengah akselerasi peningkatan indikator pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini terjadi sebuah miss orientation. Peningkatan Gross Domestic Product samasekali tidak menyentuh rakyat kecil yang menggantungkan nasibnya di usaha kecil dan menengah. Lebih buruk lagi, peningkatan ini malah mengancam keberlangsungan usaha mereka. Dengan adanya privatisasi yang mengarah pada liberalisasi ini praktis membuat si kaya menjadi makin kaya dan membuat si miskin akan mati dalam kemiskinannya.

Inilah pandangan terbatas saya mengenai masalah kebangsaan ini. Lebih lanjut, setiap elemen masyarakat selayaknya memegang teguh integritasnya sebagai warga negara republik ini. Hal yang paling esensial adalah bagaimana kita mampu memelihara optimisme dalam menghadapi tantangan-tantangan kedepan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun