Mohon tunggu...
Bramantio Vedasiwi
Bramantio Vedasiwi Mohon Tunggu... lainnya -

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bayar Rp. 1,5 Juta Untuk Yang Sedang Tertimpa Musibah

11 Juli 2014   00:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:43 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari lalu, tepatnya pada tanggal 8 Juli 2014, saya dikejutkan oleh 'lagi-lagi' kasus pencurian kendaraan bermotor, tepatnya sepeda motor, di lingkungan tempat tinggal saya di Perumahan Bojong Rawalumbu, Bekasi Timur. Yang lebih mengejutkan saya, kejadian itu terjadi di gang rumah saya dan 'lagi-lagi' terjadi saat hari mulai senja dan warga sedang berbuka puasa (maghrib). Selain itu, hal yang mengejutkan lainnya adalah korban yang kehilangan sepeda motor adalah pekerja bangunan yang saat itu sedang bertugas merenovasi rumah yang letaknya persis di sebelah rumah saya. Dan ia bukan warga setempat.

Naas.

Sebelumnya, di lingkungan RW sekitar rumah saya sudah beberapa kali terjadi kasus kehilangan sepeda motor macam ini. Dan pada kejadian sebelumnya, juga ada yang terjadi ketika jam-jam maghrib. Kali ini terjadi lagi, dan menimpa pihak yang bukan warga setempat. Kasus pencurian sepeda motor ini sudah cukup membuat geram warga sekitar. Bahkan mayoritas warga sudah mengatakan 'tak ada ampun' apabila pelaku bisa ditangkap oleh warga.

Menurut keterangan beberapa saksi yang juga tetangga saya, termasuk ibu dan adik saya, sang pekerja bangunan (pemilik sepeda motor) sempat mengejar pelaku yang membawa lari motornya. Namun seperti kejadian-kejadian sebelumnya, jejak pelaku MENGHILANG! Setelah itu, sang pemilik akhirnya mencoba menghubungi pihak KEPOLISIAN setempat untuk melapor dan meminta pertolongan. Namun betapa terkejutnya sang korban ketika justru ia malah DIMINTA UANG sebesar Rp. 1,5 JUTA.

GILA!! Orang yang sedang kena musibah malah dimintai uang sebesar Rp. 1,5 juta untuk melapor, meminta pelayanan, dan pertolongan. Padahal belum pasti juga sepeda motornya yang hilang akan kembali.

Akhirnya, dengan ekspresi lelah, tertekan, bingung, dan kecewa, korban hanya bisa pasrah, sabar, dan menahan kesal. Pasrah karena sepeda motornya yang hilang, dan sabar campur kesal karena tidak tahu harus meminta pertolongan kepada siapa lagi. Satu-satunya pihak yang 'katanya' PELINDUNG, PENGAYOM, DAN PELAYAN MASYARAKAT justru malah menambah beban korban dengan meminta sejumlah uang yang TIDAK SEDIKIT. Sedangkan korban hanya berprofesi sebagai pekerja bangunan. Korban pasrah.

Ada apa ini?

Bukankah itu tanggung jawab mereka sebagai PELINDUNG, PENGAYOM, DAN PELAYAN MASYARAKAT?

Mana realisasi dari semboyan PELINDUNG, PENGAYOM, DAN PELAYAN MASYARAKAT?

Dengan tingginya tingkat kehilangan kendaraan bermotor di lingkungan Rawalumbu dan sekitarnya, ditambah lagi dengan tidak adanya kejelasan akan kelanjutan dari setiap kehilangan yang terjadi, ini menandakan bahwa ada jaringan/sindikat yang target wilayahnya adalah sekitar Rawalumbu (termasuk juga wilayah Narogong, Pondok Hijau, dan sekitarnya). Dugaan saya, para pelaku juga adalah warga setempat. Yang jelas, para pelaku nampak sudah mengenal situasi dan kondisi di wilayah Rawalumbu dan sekitarnya ini. Para pelaku jelas sudah 'memetakan' dan 'membaca' kondisi lingkungan dan kebiasaan warga. Dan nampaknya itu mudah sekali mereka lakukan. Atau memang TERJALIN KERJASAMA antara sindikat dengan KEPOLISIAN?

Entahlah. Semua hanya dugaan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun