Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pokemon Go: Dilema, Paranoid dan Kekanakan

22 Juli 2016   16:59 Diperbarui: 22 Juli 2016   17:09 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Bermain Pokemon Go (Sumber Gambar: news.xcoid.com)

Demam Game Pokemon Go melanda banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Game yang dahulunya diidentikkan dengan permainan anak-anak, ternyata kini juga dimainkan orang dewasa. Ada seorang Tentara yang bertampang sangar, berbadan tegap dan besar, berbicara tegas, tapi mainannya Pokemon GO, lucu memang. 

Sampai-sampai instansi dimana tentara itu bekerja pun mengeluarkan aturan pelarangan anggotanya untuk bermain Pokemon GO. Hal ini mengindikasikan para tentara berpeluang untuk bermain Pokemon GO semakin tinggi. Barangkali masa kecilnya kurang bahagia, atau tentara masih berjiwa anak-anak. Barangkali karena hal ini kita menjadi maklum, banyak tentara yang tawuran antara sesama mereka karena jiwa anak-anak masih kuat pada diri mereka.

Pokemon Go

Pokemon Go merupakan permainan hasil kreasi perusahaan Nintendo (Jepang), Niantic dan Google (Amerika) dan Pokemon Company (Jepang).  Masing-masing perusahaan itu punya kontribusi dalam melahirkan game Pokemon Go. Niantic dan Nintendo penyedia konsep game, google menyediakan basis data pemetaannnya, sedangkan Pokemon Company sebagai pemilik lisensi karakter Pokemon sebagai karakter utama pada game Pokemon Go.

Game Pokemon Go bisa diinstal dan dimainkan pada handphone yang bersistem operasi iOS dan Android, tidak bisa diinstal di handphone jadul. Handphone zaman sekarang yang dikenal dengan istilah smartphone, memiliki fitur canggih dan pintar. Selain mampu berkomunikasi dasar seperti komunikasi suara (telepon) dan text (SMS), juga mampu untuk menjalankan banyak aplikasi yang membantu kita melakukan kegiatan sehari-hari layaknya sebuah komputer, menyediakan sarana entertainment berbasis video dan gambar mulai dari kemampuan mengambil gambar dan video, mengeditnya, serta memainkannya, serta juga dilengkapi fitur GPS sebagai sarana untuk mengenal posisi suatu tempat. Dari teknologi-teknologi semacam itulah, memunculkan ide membuat game seperti Pokemon Go.

Cara bermainnya pun sederhana, dimana kita memerankan seseorang yang bertugas memburu para Pokemon sebanyak-banyaknya. Posisi para Pokemon disebarkan secara acak berbasis algoritma yang telah diprogram oleh developer game tersebut. Dengan teknologi berbasis GPS dan teknologi pemetaan yang ada di smartphone, membantu kita untuk memburu para pokemon secara "nyata" dan dengan perangkat kamera yang ada di smartphone, kita bisa menangkap pokemon.

Sisi Positif Pokemon Go

Secara konsep, Pokemon Go merupakan terobosan dalam industri aplikasi mobile game. Pada game-game sebelumnya, kita hanya berkonsentrasi duduk dan berdiri dalam memainkan game melalui perangkat genggam. Namun, Pokemon Go mampu membawa kita untuk bergerak, berjalan, bahkan berlari untuk menangkap para pokemon yang "ada" disekitar kita. 

Memburu Pokemon di Area Wisata (sumber: kompas.com)
Memburu Pokemon di Area Wisata (sumber: kompas.com)
Konsep Pokemon Go yang mampu membawa kita ke suatu tempat dalam rangka memburu para Pokemon, menghadirkan suasana lain dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep komunitas dalam game atau multiplayer game sebelumnya memang sudah banyak, namun tidak mampu membawa dalam lingkup alam, hanya mampu dalam lingkup ruangan warnet seperti ketika kita bermain DOTA dan Counter Strike.

Konsep yang dihadirkan game Pokemon Go pun mampu menghadirkan kunjungan ke lokasi-lokasi wisata. Tempat berkumpulnya para Pokemon yang sedang diburu tidak menutup peluang ada di arena wisata atau museum.   Bahkan Museum Nasional pun mengajak para pemburu Pokemon untuk mengunjungi museum untuk berburu pokemon. 

Museum Nasional pun bercuit lewat akun twitternya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun