Diacuhkannya Dubes Indonesia oleh Presiden Brasil sepertinya merupakan langkah awal bagi mereka untuk membuka negosiasi baru dengan Indonesia.
Bendera Indonesia dan Brasil (sumber: ayogitabisa.com)
Sebagaimana kita ketahui bahwa warga negara Brasil menjadi salah satu terpidana mati kasus narkoba yang telah diekskusi mati oleh pemerintah Indonesia. Sebelum eksekusi tersebut, Pemerintah Brasil dikabarkan terus berupaya untuk menyelamatkan warganya dari eksekusi mati. Namun pemerintah Indonesia tetap mengeksekusi warga negara mereka.
Beberapa minggu setelah eksekusi tersebut, muncul kabar bahwa Dubes Indonesia untuk Negara Brasil "dicuekin" oleh Presiden Brasil dimana saat itu Dilma Resouf menolak (menunda) penerimaan surat kepercayaan Duta Besar Indonesia Toto Riyanto pada detik-detik menjelang upacara penyerahan surat kepercayaan di Istana Kepresidenan Brasil.
Apa yang dilakukan oleh Presiden Brasil tersebut merupakan cara mereka untuk membuka negosiasi dengan Indonesia. Eksekusi yang dilakukan Indonesia terhadap warga negara Brasil dipandang sebagai kekalahan bagi Brasil dalam bernegosiasi. Brasil kaget dengan keputusan Indonesia saat itu. Mungkin selama ini Brasil menganggap bahwa Indonesia merupakan "anak bawang" di dalam grup "persepakbolaan politik dan ekonomi dunia". Namun apa nyana, kala itu "gawang" mereka berhasil dibobol oleh Indonesia, seiring dengan tewasnya warga mereka di tiang ekskusi oleh regu tembak Polisi Indonesia, sehingga skor 0-1 untuk Indonesia.
Oleh karena itu, langkah yang diambil Presiden Brasil saat ini merupakan strategi "serangan balik" agar gengsi dan harga diri mereka sebagai negara yang sangat diperhitungkan dunia (masuk dalam BRICS -Brasil, Rusia, India, China, South Africa-) kembali naik. Mereka saat ini berusaha untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 bahkan mungkin berusaha "membobol gawang Indonesia" dua kali atau lebih agar mereka menang dengan skor 2-1 atau mampu menang telak.
Apakah "serangan balik" yang dilakukan Brasil tersebut mampu diredam oleh Indonesia? Atau bahkan mungkin Indonesia berhasil menambah keunggulan?
Bagaimana menurut anda bung?