Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apapun Solusinya, Selama Tidak Diblokir, Taksi Konvensional Akan Mati

22 Maret 2016   15:08 Diperbarui: 22 Maret 2016   15:25 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi (sumber: www.123rf.com)"][/caption]Hari ini para supir taksi konvensional kembali demo. Sayangnya demo mereka kali ini tidak tertib. Tuntutan mereka sepertinya hanya satu, yaitu menutup aplikasi tranportasi online. Kenapa begitu? karena pendapatan mereka menurun sejak aplikasi transportasi online hadir di Indonesia. Tidak hanya sesama transportasi roda empat, namun pendapatan mereka juga tergerus akibat hadirnya ojek online.

"Pendapatan sopir taksi turun. Tanya ke sopir-sopir taksi lain, jawabannya bisa sama semua. Sekarang dapat Rp 500.000 susah sekali," kata Suraji yang ditemui detikFinance di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2015). -detik.com-

Terlihat Hari ini, ojek online juga menjadi sasaran beberapa supir taksi konvensional, dan sempat terjadi tawuran antara pengendara ojek online dan pada supir taksi konvensional yang sedang melakukan demo pada pemerintah.

Solusi sementara pemerintah

Beberapa hari kemaren, pemerintah mengeluarkan kebijakan dimana para supir "taksi" online disarankan masuk dalam koperasi. Tampaknya hal ini tidak begitu berpengaruh pada kepuasan taksi konvensional.

Begini, kalau dibuatkan koperasi, yang masuk koperasi itu adalah supirnya transportasi online tersebut, bukan perusahaan aplikasinya. Perusahaan aplikasinya mah gak peduli, karena mereka adalah perusahaan asing yang memiliki data center dan kantor tidak di Indonesia, tapi jangkauan akses nya bisa sampai Indonesia karena dampak perkembangan teknologi informasi alias jaringan internet.

Siapa yang tahu siapa saja supir online yang masuk koperasi atau tidak? toh data siapa-siapa saja para supir online itu disimpan pada data center perusahaan aplikasi yang tersebar di berbagai negara. Pemerintah tidak bisa masuk ke data center tersebut karena letaknya tidak di Indonesia. Sehingga masih akan ada kebebasan pada supir online, dimana mau masuk atau tidak pada koperasi, ya itu terserah para supir online itu. Lagian juga supir online dalam beroperasi bisa menggunakan mobil pribadi, dan tidak akan ketahuan apakah mereka supir online atau tidak. Mau dipancing secara manual, untuk menjebak mereka? hal seperti ini sudah sering dilakukan, namun toh mereka tidak takut. Malah saat ini kehadiran mereka semakin berkembang.

Bagaimana cara mengajak supir taksi online masuk koperasi? maka koperasi harus me marketing kan diri, kira-kira insentif apa yang diperoleh para supir online jika masuk koperasi. 

Beberapa insentif dari koperasi jika supir online bersedia masuk koperasi:

"Nah, dengan badan hukum koperasi ini, para pengemudi pun sudah memiliki payung hukum. Mereka sudah bisa melakukan uji KIR melalui koperasi," ucap Puspayoga.

Di samping itu, kata Puspayoga, dengan berkoperasi maka para anggota koperasi PRRI sudah bisa menikmati berbagai kemudahan dari pemerintah, di antaranya fasilitas akses kredit usaha rakyat (KUR) dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dengan suku bunga rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun