Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Money

Seberapapun Naiknya Harga BBM, Tarif Listrik Harus Semurah Mungkin

6 Januari 2015   01:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:45 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kabar dikurangi bahkan dicabutnya subsidi listrik oleh Pemerintah rasanya menyayat hati. Bagaimana mungkin ketika negara ini didorong untuk membangun tapi harga listrik untuk menggerakkan pembangunan itu makin naik. Seharusnya semakin giat gerakan pembangunan maka semakin banyak pula energi yang dibutuhkan dan semakin mudah dan murah pula listrik itu didapat.  Mana mungkin kita mendorong truk ber kilo-kilo meter untuk mencapai target tertentu, namun harga makanan sebagai sumber energi kita semakin mahal sehingga kita berhemat untuk makan dan akhirnya tidak ada energi untuk mendorong truk itu, bisa diibaratkan seperti aktivitas romusha.

Listrik itu adalah hasil akhir dari proses-proses sumber daya alam yang diolah. Listrik bisa ada karena dipicu dari olahan air, batubara, sinar matahari, gelombang laut, sampah, gas, minyak bumi, angin,  dsb. Listrik itu tidak hanya dipicu dari minyak bumi, tapi bisa dari berbagai sumber daya alam lain. Indonesia kaya akan sumber daya alam untuk pembangkit energi listrik. Walaupun minyak bumi di Indonesia semakin tipis, dan harganya pun semakin mahal (walaupun sekarang harga minyak dunia lagi turun) namun itu tidak boleh dijadikan alasan naiknya tarif listrik.

Biarlah BBM naik harganya tapi tarif listrik itu harus semurah mungkin. BBM itu hanya sebagai sumber daya untuk membangkitkan energi listrik dimana posisinya sejajar dengan sumber daya lainnya seperti air, sinar matahari, angin, dsb. BBM itu bukanlah listrik itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun