Mohon tunggu...
Bartholomeus Brama
Bartholomeus Brama Mohon Tunggu... lainnya -

bartholomeusbrama@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dipaksa gila (intro)

10 Juli 2012   16:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tekanan yang kuat membuat beban itu terasa berat untuk ku tanggung. Seakan-akan aku lah yang harus menyelesaikan semua masalah yang ada. Padahal aku tidak tahu menahu tentang apapun, aku hanya korban atas perbuatan orang lain dan ketidaktahuanku. Tiap hari aku selalu berpikir untuk mencari solusinya, tetapi belum juga berhasil melakukan solusi itu sudah timbul masalah baru lagi. Orang-orang sibuk dengan aktivitasnya sendiri tidak peduli dengan orang lain dan mengorbankan aku untuk membantu menyelesaikan masalah mereka.

“Memang sial!! Tae! Anjeng!” batin ku.. aku bukan orang yang emosian, semua kata-kata kotor dan pikiran negatif yang terlintas di otakku hanya kusimpan dihati saja dan kemudian segera kubuang jauh-jauh. Ini yang bikin aku bangga sama diriku. Aku yakin kalo ga ada orang lain yang mampu seperti diriku, bahkan presiden sekalipun.

Kemudian aku pergi ke kamar, buka laptopku, menghidupkan tv dan mulai mencari channel yang menyiarkan acara yang menarik. “Setan!” batinku lagi. Acara tv ga ada yang menarik, semuanya isinya cuman tontonan yang ga mendidik dan ga menarik.

Tapi tak lama kemudian aku mulai berguman “ Ini dia, biarpun ga mutu yang penting artis ceweknya cantik, hehehehe”, ternyata ada sinetron baru di salah satu stasiun televisi swasta yang dibintangi oleh artis cewek yang cantik-cantik. Sinetronnya tentang cinta nih, sedih banget pula, settingnya kerasa pas banget sama kejadian yang pernah aku alami, bukannya gembira malah nambah tekanan batin jadinya. “Bangsat ni film!” keras suaraku memaki acara itu.

“Ah, udahlah. Buka fb aja bisa liat foto cewek yang aku suka sekalian bisa juga liat status-status orang yang aneh-aneh”, mulailah aku memasukkan id dan passwordku untuk login ke facebook. Pemberitahuan ada banyak, pesan ada empat, yang mengajak berteman kosong.

Aku langsung memeriksa pesan terlebih dahulu, siapa tau ada hal-hal yang penting disitu. Semuanya cuman pesan biasa yang menanyakan kabar, “Ga penting!”, kataku. Pemberitahuan juga isinya cuman kiriman permintaan game di fb “Ga penting juga”, kataku lagi.

Segeralah aku ketik nama cewek yang lagi senang aku pelototin fotonya di mesin pencarian teman di fb. Begitu masuk ke halaman fb nya aku langsung takjub, “Ckckckckkc, cantik benar sih kau ni dek..dek.. Sayang betul abang ga bisa dekatin adek lah kayaknya. Ada aja halangan, parah! Emang cobaan cinta ga henti-hentinya dateng. Yaaah, santai aja lah, pasti ntar ketemu lagi cewek lain yang rasanya klik”.  Ini cewek emang lucu, aku baru sekali bertemu sama dia, tapi entah kenapa dari pandangan pertama aku begitu tertarik sama dia. Kala pertama bertemu aku langsung mencari cara agar bisa ngobrol sama ne cewek, eeh berhasil juga. Langsung aja aku ajakin ngobrol, kutanyain kelas berapa, tinggal dimana, umur berapa, tapi aku ga nanya namanya siapa. Goblok emang. Oia, aku lupa ceritain obrolannya biar lebih dramatis, gini nih dialog aku sama si adek yang lucu:

*****bersambung*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun