Jakarta, 5 Agustus 2015 – Bertempat di Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, kami para Blogger berbincang santai dengan Ibu Nila Moeloek yang didampingi oleh Sekjen Kemenkes Untung Suseno, Donald Pardede dan Asikin Iman. Intinya menggali akar permasalahan kesehatan masyarakat secara umum.
Laju pertambahan penduduk di Indonesia setiap tahunnya meningkat, kondisi ini membuat lahan menyempit. Kebutuhan sandang, pangan dan papan semakin besar dan berimbas pada kondisi gizi yang diterima oleh masyarakat. Diharapkan ketahanan pangan meningkat, sehingga sumber bahan makanan pokok tidak tergusur lahannya oleh pembangunan rumah, jalan dan infrastruktur lainnya. Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Menurut Ibu Nila Moeloek, kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa bergantung pada kesehatan jasmani dan rohani setiap individunya. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang layak, bersih dan didikan yang baik akan menjadi generasi berkualitas. Begitu pula dengan pemberian nutrisi serta pendidikan yang cukup, sangat diperlukan untuk menuju keluarga yang sejahtera. Untuk mencapai hal ini, diperlukan beberapa strategi diantaranya meningkatkan perekonomian dengan membuka banyak lapangan pekerjaan. Tak hanya untuk sektor formal, setiap individu harus mampu bersikap kreatif dan inovatif.
“Jika memang pertambahan penduduk terus meningkat, diharapkan pada perkiraan Tahun 2020-2030 mendapat Bonus Demografi, yang artinya masyarakat usia produktif harus benar-benar memiliki skill memadai untuk memperoleh pekerjaan yang layak agar dapat membiayai masyarakat lanjut usia.” Kata Ibu Nila.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/08/09/11822669-10204285651204769-6183573957121113435-n-55c732e5387b61b714c75ff6.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
“Jangan malu atau gengsi berobat menggunakan JKN, karena masyarakat membayar premi, ini bukan gratisan. Paradigma masyarakat yang menganggap sebelah mata terhadap asuransi kesehatan dari pemerintah harus dihilangkan. Karena ini adalah Jaminan Kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia tak memandang kaya atau miskin.” Ujar Ibu Menteri.
Adanya isubahwa BPJS JKN adalah haram, itu tidak benar. Hasil dari rapat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) menghasilkan temuan bahwa JKN tidak haram, malah baik programnya untuk kesehatan masyarakat. Dari hasil temuan ini, semua pihak menganjurkan agar masyarakat tetap mendaftar kepesertaannya dalam JKN. Serta memperbanyak sosialisasi untuk memberikan kekuatan pemahaman lebih luas lagi.
Menyenangkan sekali berbincang dengan Ibu Nila. Selain diselingi jokes beliau juga pandai mencairkan suasana. Awalnya kami tegang dan sangat resmi tapi berhasil dicairkan dengan presentasi yang serius tapi santai.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/08/09/sahabat-jkn-55c73774117b6181080a7343.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI