Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hatta Rajasa dan Batik

23 Juni 2014   00:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14034333301876061226

[caption id="attachment_344233" align="aligncenter" width="315" caption="Foto Sumber : investor.co.id"][/caption]

Batik telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, jauh sebelum diresmikan sebagai warisan dunia, Pak Hatta Rajasa sudah menggemari batik, koleksi batik dari berbagai daerah dimilikinya lengkap dan kerap dipakai pada setiap acara yang dihadirinya. Pak Hatta tak hanya membiasakan memakai batik untuk dirinya sendiri, beliau selalu menularkan kebiasaannya memakai batik kepada keluarga, ajudan, sopir bahkan para pegawai di kantor. Karena dengan membiasakan memakai batik buatan Indonesia, berarti ikut melestarikan warisan budaya Nusantara. Dengan cara memakainya secara konsisten dan mengenalkan kepada khalayak ramai, ini adalah salah satu cara upaya pelestarian budaya bangsa secara nyata.

Dalam satu kesempatan, Pak Hatta Rajasa mengungkapkan apresiasinya terhadap kecintaan terhadap batik.

“Jangan pernah menawar harga batik! Anda membeli batik itu tidak sekadar mengganti biaya kain, bahan-bahan pewarna, malam dan cantingnya.Tetapi harus dihargai pula desainnya, konsentrasi membuat karya seninya, tenaga kerjanya, energi membuatnya, semangat dan ketekunannya. Itulah namanya harga psikologis, harga emosional dan harga yang tak bisa ditawar.”

Pernyataan Pak Hatta tersebut menyiratkan bahwa batik patut dihargai tak sekadar membelinya saja, tetapi ada penghargaan berupa kedekatan emosional dan karya seni dengan cita rasa tinggi seperti batik tradisional memang tak patut ditawar.

Ibu Okke Hatta Rajasa pun turut berperan dalam melestarikan budaya bangsa, beliau mendirikan organisasi Citra Tenun Indonesia (CTI) yang memberikan wadah bagi para pengrajin tenun dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dengan CTI, masyarakat Indonesia khususnya para pengrajin tenun tradisional dapat merasakan binaan yang maksimal serta mempermudah akses informasi untuk pemasaran dan eksistensinya. Tenun tradisional Indonesia yang dipadu padankan dengan kain batik punya nilai ekonomis yang tinggi dan banyak diminati oleh berbagai kalangan. Dengan memajukan eksistensi budaya bangsa akan semakin menambah khasanah warisan budaya bangsa yang lebih banyak lagi.

Kembali lagi ke batik, ternyata memakai baju batik di kantor terasa adem dan dapat menghemat energi karena dengan pemakaian batik dibanding blazer untuk aktivitas di kantor, akan menghemat pemakaian Air Conditioner yang dapat menyedot listrik secara berlebihan. Maka Pak Hatta Rajasa sering mensosialisasikan ke masyarakat dalam pemakaian batik daripada jas tebal di kantor.

Dalam setiap kunjungan tugasnya, Pak Hatta tak pernah ketinggalan untuk mengunjungi perajin batik, seperti pada 12 Juni 2014 lalu, Pak Hatta menyempatkan mengunjungi sentra batik dan perajin batik di Pasar Setono Pekalongan Jawa Tengah. Perhatiannya terhadap ekonomi rakyat sangat tinggi. Maka tak heran jika beliau sejalan visi misinya dengan Pak Prabowo dalam mengusung ekonomi kerakyatan dalam pilpres tahun ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun