Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FISUM] Tolong Jahitin dong Dokter!

18 Juli 2012   15:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:49 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis : Ani Berta No.25

Bagas yang mengalami kecelakaan tabrakan motor di perempatan Mampang langsung dibawa ke Rumah sakit terdekat oleh warga sekitarnya. Karena luka di bagian betis dan lutut cukup parah, darah mengalir terus dan terlihat kulitnya agak menganga.

Sesampainya di ruangan UGD, Bagas masih sempat memuji kecantikan dokter muda yang menangani luka di kaki Bagas.

“Dok, saya dulu sempat punya cita-cita jadi dokter lho. Bu dokter dulu kuliah di Fakultas kedokteran mana?” Tanya Bagas sambil sesekali merintih karena lukanya sedang dibersihkan pakai alkohol.

Dokter cantik itu langsung menjawab dengan ramah dan tersenyum “Oh ya? Kenapa cita-citanya tak dilanjutkan, lantas sekarang anda beraktivitas dalam bidang apa?”

Bagas menjawab dengan setengah meringis karena efek alkohol yang mengenai lukanya “Sekarang saya masih kuliah dok tapi di jurusan kebidanan hehehe....tak salah dong laki-laki pun boleh jadi bidan, jadi dokter tak kesampaian ya kelak punya profesi yang mendekati dokter tak jadi soal.” Ucap Bagas dengan percaya diri tingkat tinggi.

Dokter cantik itu sedikit terpana sesaat lalu tersenyum dan melanjutkan tugasnya. “Ow..ya ya memang lazim.”

“Eh mas, jika anda punya kesempatan untuk lanjutkan kuliah di fakultas kedokteran, minat ambil spesialis apa? Gigi, kandungan, bedah, paru-paru atau penyakit dalam?” Lanjut dokter cantik seraya membalutkan perban.

“Saya mau ambil spesialis yang tak pernah ada dok, nanti saya mau melakukan riset dan mengajukan hasil riset saya menjadi penemuan untuk jurusan dokter spesialis.” Dengan nada bangga Bagas menjawab.

“Hmmm.....apa itu mas?” Sambil tersenyum dan mengerutkan dahi, dokter cantik itu penasaran.

“Saya akan menyiptakan dokter spesialis cinta dok, kan belum ada hehehe.” Jawab Bagas sambil cengengesan tapi menahan rasa nyeri dari luka di kakinya yang selesai diperban.

Dokter cantik ituhanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum geli.

“Ok mas, sudah selesai, istirahat dulu saja ya. Nanti ada petugas yang akan mengantarkan mas ke ruang perawatan sementara.” Ucap dokter cantik sambil merapikan peralatan.

Bagas langsung menahan dokter cantik yang hendak beranjak “Eh dok, tunggu dulu dong, menjadi dokter kan harus punya rasa kemanusiaan dan menolong orang yang kesulitan, jangan setengah-setengah dong bekerjanya dok.”

“Oh ada apa lagi yang bisa saya bantu mas?” Dokter cantik berbalik menghampiri Bagas.

“Ini dok, tadi kan dokter udah jahitin luka di kaki saya, sekalian dong jahitkan juga baju saya yang robek ini dok, kan jahitan dokter rapi nih kayak jahitan di luka saya.” Ucap bagas polos.

Dokter cantik itu tambah geleng-geleng kepala, dalam hatinya bertanya-tanya ini pasien sebenarnya harus dilarikan ke RS jiwa, bathinnya.

***

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Humor

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun