Kita gak mau kan, jika anak masa depannya terganggu karena ketidaktahuan orangtua dalam memberi asupan nutrisi yang tepat?
Saya sempat tertegun karena baru tersadar sepenuhnya, saat Profesor Ahmad Sulaeman membukakan kenyatan bahwa 8 dari 10 anak Indonesia kurang DHA.Â
Prof Ahmad sempat melakukan kajian terhadap kondisi anak yang kekurangan lemak esensial dengan meneliti pola makan yang dikonsumsi dalam suatu keluarga.
Menurutnya, banyak keluarga yang tak menerapkan pola makan bervariasi, misalnya ada satu keluarga yang konsumsi satu porsi makanan tanpa memerhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.Â
Ada yang cukup protein tapi asam lemak esensial kurang. Padahal, asam lemak esensial dapat mendistribusikan seluruh komponen zat penting dari makanan yang dikonsumsi ke seluruh tubuh dan membentuk semua sel organ vital agar berfungsi dengan baik.
Anak merupakan investasi bangsa dan masa depan bangsa terdapat pada pundak generasi muda. Oleh karena itu, pemenuhan hak anak terhadap nutrisi yang cukup penting difokuskan dan diutamakan.
Kebutuhan karbohidrat, protein dan berbagai jenis vitamin sering digaungkan di mana-mana. Namun lain dengan lemak, banyak yang punya persepsi bahwa lemak itu bahaya dan harus dihindari.Â
Padahal, lemak jenis tertentu yakni lemak esensial yang di dalamnya terdapat DHA sangat vital fungsinya dan dibutuhkan oleh setiap anak sebagai penunjang nutrisi agar terdistrbusi dengan baik ke seluruh tubuh.
Profesor Ahmad Sulaeman memberi informasi dalam pertemuan bersama para jurnalis di Green Resto Sentul, pada 25 Januari, menurutnya justru Asam Lemak Esensial (EFA) yang merupakan kelompok sam Lemak Esensial terhadap kesehatan manusia harus tercukupi dari makanan. Di antaranya Omega 3 (Asam Linolenat) dan Omega 6 (Asam Linoleat).
Konsumsi Omega 3 dan 6 harus ada keseimbangan, sebisa mungkin jangan terlalu kurang juga tidak terlalu berlebihan. Asam lemak esensial ini tak diproduksi oleh tubuh sehingga diperlukan asupan dari makanan yang mengandung Omega 3 dan 6.