Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rakyat Maluku: Bumi Sejahtera, Alam pun HarusTerjaga

12 Januari 2016   15:49 Diperbarui: 12 Januari 2016   18:57 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik sekali membaca beberapa ulasan media nasional tentang rencana pembangunan kilang gas di Maluku. Pro dan Kontra yang terjadi saya anggap manusiawi. Karena Bumi Maluku yang masih banyak alam asri dan kearifan lokalnya, pasti menginginkan alamnya tak terganggu oleh siapapun. Berikut beberapa informasi dari berbagai media yang saya baca, dikutip dalam paragraf ke dua dan ke tiga.

Pembangunan kilang gas yang diusulkan di darat (onshore) oleh berbagai pihak telah menuai kritik dari pemerhati lingkungan di Maluku. Usulan untuk pembangunan kilang gas di darat mengharuskan dibangunnya pipa sepanjang 150km dari lokasi eksplorasi gas Blok Masela ke Kecamatan Saumlaki di Pulau Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, atau 600km ke arah Pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi kalangan pemerhati lingkungan akan tingginya dampak risiko pembabatan hutan dan kerusakan terumbu karang yang dapat terjadi akibat pembangunan kilang di darat dan pipanisasi tersebut.

Secara geografis wilayah kepulauan di kawasan Maluku Tenggara Barat ini berada di atas patahan dengan ketebalan lapisan tanah hanya sekitar 20cm, demikian menurut hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB). Ini menegaskan akan pentingnya fungsi hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem darat, di mana pembabatan hutan seluas kurang lebih 800 hektar dapat mengakibatkan erosi tanah dan pengeringan sumber mata air. Itu berarti kesuburan tanah untuk produksi pangan dan ketersediaan air akan terancam. Selain itu pipa sepanjang 600km yang akan digelar di wilayah perairan Arafuru juga akan mengancam kehidupan biota laut dan terumbu karang yang saat ini menjadi pusat perhatian dunia dalam hal rehabilitasi dan pencegahan kerusakan lebih lanjut oleh WWF, termasuk di wilayah perairan Arafuru.

Melihat kondisi ini, FLNG (Floating Liquidfied Natural gas) adalah solusi dan pilihan yang akan memberikan nilai dan manfaat lebih,  menurut Juru Bicara Konsorsium Maritim Ketut Buda Artana, berdasarkan kajian sudah dipertimbangkan dari sisi teknis maupun ekonomisnya. Jadi, keamanan dari berbagai sisi termasuk melindungi lingkungan di sekitarnya sudah dipertimbangkan.

M. Azis Tunny, Ketua Perhimpunan KANAL Maluku, dalam pernyataanya dalam berita di   http://m.antaranews.com/berita/539345/pengamat-metode-flng-risiko-kecil-terhadap-lingkungan mengatakan, “Metode FLNG jauh lebih kecil risikonya terhadap lingkungan. Dengan pipanisasi ratusan kilometer dari sumber gas di laut ke kilang di darat, risikonya terlalu tinggi. Kalau terjadi kerusakan pipa, bisa berujung pada kerusakan lingkungan. Keragaman hayati Maluku sangat rentan rusak. Kami tidak mau menghadapi situasi itu.”

Azis juga mengajak Rakyat Maluku untuk maju dalam teknologi. Bagi Azis bertolak dari pendapat yang mengatakan skema FLNG yang tidak memberikan manfaat cukup besar bagi masyarakat lokal, FLNG secara optimal juga akan dapat memberikan multiplier effect, menyerap tenaga kerja, dan jauh lebih penting mengkreasikan penciptaan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kita, orang Maluku, sudah saatnya naik kelas. Kita buat lapangan pekerjaan yang lebih tinggi tingkat keahliannya. Misalnya, menjadi konsultan FLNG bagi negara-negara lain yang berminat membangun fasilitas yang sama atau bahkan membuat industri pembuatan peralatan FLN.” Pungkas Azis.

Jadi, menurut pernyataan dari beberapa ahli dalam bidang ini, saya menyimpulkan bahwa metode FLNG dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya memberikan penghasilan yang lebih baik bagi pendapatan daerah, selain industri gas meningkat, industri kapal pun akan terus bertambah. Di samping itu, tak akan ada penyempitan atau pengeboran tanah berlebihan di daratan yang mengundang risiko besar terhadap kerusakan lingkungan. Saya membayangkan jika terjadi pembangunan kilang secara pipanisasi yang disalurkan dari laut ke darat, seumpamanya pipa bocor atau sambungannya patah, pasti semua zat yang terdapat dalam pipa akan tercecer ke mana-mana.

Manfaat sosial yang akan diterima oleh rakyat Maluku nantinya adalah mereka dapat edukasi tentang teknologi maritim dan bisa menyesuaikan dengan kemajuan tanpa harus merusak lingkungan sekitarnya. Ditambah lapangan pekerjaan yang kian meningkat akan memberikan banyak interaksi antar komunitas di sana untuk bekerja sama.

FLNG adalah pilihan terbaik, dengan besaran risiko yang jauh lebih rendah dan kajian-kajian dari beberapa ahli di atas, sudah mempertimbangkan berbagai sisi, baik keamanan juga nilai ekonomisnya. Yang terutama lingkungan yang terjaga. Semua sudah diperhitungkan secara mendetail.

Jika penghasilan daerah tinggi otomatis pendapatan negara pun akan meningkat dan kesejahteraan Rakyat Maluku ada peningkatan karena lapangan pekerjaan pun bertambah. Lingkungan darat dan lautan pun aman dan tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun