Mohon tunggu...
braiden ahi
braiden ahi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyalahgunaan Kata Demokrasi oleh Perusahaan AI

15 November 2023   23:19 Diperbarui: 15 November 2023   23:23 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Artifisial intelegence, juga dikenal sebagai AI, telah ada sejak tahun 1956 dan mulai berkembang pesat pada tahun 2020. Open AI dengan dall-enya telah menjadi image generator viral dari tahun 2020 hingga sekarang dengan Bing image creator. kemudian diikuti oleh midjourney, yang menggunakan discord sebagai uinya. Nama-nama ini berasal dari perusahaan generative Ai viral. Perubahan suara, pembuat video, dan pembuat kode adalah semua produk AI generatif.

Sejujurnya, generative AI adalah sesuatu yang menyenangkan, mulai dari membuat gambar tentang apa yang akan terjadi jika Curious George memandu sebuah F22 jet plane hingga membuat thomas the tank engine berbicara bahasa batak. Namun, di balik citra yang indah dan istimewa ada a group yang dieksploitasi. Stability AI, pembuat stable diffusion yang sangat hebat membuat seni indah. Seperti lukisan, seseorang membutuhkan referensi untuk membuat karya seni, dan robot tidak dapat membuat karya seni tanpa mengetahui apa itu seni. "Tidak ada yang mudah dalam hidup. Semuanya datang dengan pengorbanan," kata Rihanna, dan perusahaan menerima pengorbanan kreatif karyawan tanpa kompensasi.

AI art mendemokrasikan kreativitas setiap orang. Ini adalah CEO generasi, ai. Benarkah hasil kerja seseorang tidak sesuai dengan komunisme? Oh, ya, begitu. perushaan lain mungkin akan melakukan sesuatu tentang hal ini, dan metode mereka sangat berbeda dari yang demokratis. Prosesnya dimulai dengan menampilkan wajah para aktor paling terkenal, lalu memasukanya ke data base ai dan menampilkan muka muka orang tersebut ke layar dan terkadang mereka tidak dibayar atau diberi kredit. Selain itu, pendapatan dari film, kartun, dan drama tersebut masuk ke meja CEO. Tidak lagi, tentang sulitnya bagaimana seseorang yang ingin bekerja di industri kreatif harus mencari pekerjaan. Ini karena bisnis cenderung memilih alternatif yang lebih terjangkau dan sesuai. mempersulit karyawan baru untuk bekerja sesuai dengan impiannya atau ahli di bidangnya

Sebagai pengguna dan penemu berpikir kepada orang disekitar, efek dari ciptaannya terhadap masyarakat, seseorang pasti akan mengambil keuntungan atau mencari cara untuk mengeksploitasi demi profit perusahaan dengan kedatangan teknologi secara tak terduga di tambah kurangnya peraturan terkaitannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun