Mohon tunggu...
KAWAR S. BRAHMANA
KAWAR S. BRAHMANA Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya adakah rakyat biasa, tidak biasa dimana-mana dan juga tidak biasa kemana-mana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerpen Robohnya Surau Kami: Sindiran Kepada Orang Yang Beribadah Dan Beribadah Terus

7 November 2014   02:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:26 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Haji Ali Akbar Navis(lahir di Kampung Jawa, Padangpanjang,Sumatera Barat,17 November1924 – meninggal 22 Maret2003 pada umur 78 tahun) ia adalah seorang sastrawandan budayawanterkemuka di Indonesia

Salah satu cerita pendek yang terkenal adalah Robohnya Surau Kami. Karyanya ia tulis pada 1955. Cerpen Robohnya Surau Kami juga terpilih sebagai  salah satu cerpen terbaik pada majalah sastra Kisah. Cerpen ini mendekonstruksi logika kaum beragama tentang bagaimana seorang yang taat beragama  justru dimasukkan  Tuhan ke dalam neraka. Berikut ini dialog Tuhan Yang Maha Esa dengan Haji Saleh, Mengapa Akhirnya Haji Salen Dikirim Ke Neraka.

‘Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.’ (Robohnya Surau Kami, 1986:16)

“Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya  untuk  anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal  disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa  beramal, kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. hai, Malaikat, halaulah mereka (Robohnya Surau Kami, 1986:15)

Melalui kealimannya Haji Salen melalaikan pekerjaan dunia sehingga tetap miskin.

Melalui cerpen Robohnya Surau Kami ini, AA Navis  ingin menyampaikan pesan kalau hidup  hanya untuk beribadah dan beribadah, apalagi  beribadah itu dilakukan atas  nama Allah dengan mengabaikan kehidupan di dunia ini adalah  salah. Harus ada keseimbangan antara beribadah dengan kehidupan di dunia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun