Ini ucapan terima kasihku yang entah keberapa kali. Tetapi, secara tertulis, ini adalah ucapan terima kasihku yang kedua untuknya. Ucapan terima kasihku tertulis pertama, telah terpampang di kata pengantar bukuku “Jalan Pintas”, Penerbit Buku Kompas yang terbit di awal 2008. Sayang, buku itu belum begitu laris, diperkirakan karena judulnya yang kurang bagus. Maka, sayang juga, ucapan terima kasihku secara tertulis yang pertama, belum dibaca banyak orang.
Tak hendak memujinya secara berlebihan, kini kutuliskan terima kasih kedua ini. Barangkali tulisan ini lebih baik berbentuk semacam puisi atau mirip-mirip puisi.
Sering kutemui dirimu
Terlebih bukan karena prestasiku dalam pekerjaan
Tetapi karena aku seorang dalang
Yang sering mencuri-curi waktu untuk sekadar bercengkerama memainkan wayang di rumah kudus itu
Kini kutahu benar, tak mudahlah untuk memimpin ribuan karyawan dalam aneka tingkah
Sebab, belasan karyawan saja, aku sering lelah dan terserang sedikit maag
Tapi untunglah, aku masih cukup muda untuk menanggungnya
Mungkin lebih menyenangkan, memimpin ratusan wayang dalam kotak kayu itu
Terima kasih, telah pernah mengenalmu cukup dekat
Semua hal yang kukenal tentang dirimu, setiap hari kuputar ulang di otakku
Ya setiap hari.....
Maafkan, tanpa izinmu, kata-katamu yang bermakna kuceritakan pada kawan-kawan di kantor
Demi menyemangati mereka untuk rela menjadi supertim, bukan superman
Demi menginspirasi mereka untuk ikhlas memberi lebih, bekerja total, dan berwatak baik
Demi mengingatkanku sendiri untuk rajin menggugat diri dan selalu bersyukur
Hampir setiap rapat, namamu seringkali kusebut
Tentu kawan-kawan jadi melongo, entah paham entah tidak, aku tak peduli
Masih banyak kamus kata-kata bermakna yang belum sempat kukatakan pada kawan-kawan katrok-ku yang lucu-lucu ini
Dan aku yakin, kamusmu tak pernah habis untuk mengisi ribuan rapat kami ke depan
Maafkan, telah mengangkatmu sebagai guru dalam perjalanan karyaku sebagai homo faber bersama kawan-kawan kecil ini
Terima kasih kutulis setulus hati, semoga tetap sehat dan selalu bahagia
Terima kasih juga untuk kehadiran Kompasiana ini.....
Terima kasih telah mengingatku sebagai dalang, karena kusuka gaya ini....
Terima kasih Pak Jakob
bp, 31 Maret 2010
*Bambang Pribadi, pernah bekerja di Harian Kompas 1989-2003
Keterangan; homo faber, manusia pekerja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H