Kita tengok KBBI lagi. Di Edisi Ketiga terbitan Balai Pustaka, di halaman 381 tertulis sebuah lema yang menarik untuk diperhatikan: “hajat”.
Di sana disebutkan, “Hajat” sebagai kata benda memiliki sedikitnya 4 (empat) arti:
1.Maksud; keinginan; kehendak
2.Kebutuhan atau keperluan
3.Selamatan
4.Kotoran; tinja
Sedangkan “hajatan” disebut sebagai kata benda yang berarti: acara (seperti resepsi dan selamatan).
Mengapa “kotoran” atau “tinja” disebut juga sebagai “hajat”?Apakah Anda tahu mengapa demikian? Bagaimana asal-muasalnya? Siapa yang pertama kali membuat istilah “buang hajat”? Bagi yang mengetahui hal ini silahkan membagi pengetahuannya.
Tidak bisakah diciptakan kata lain selain “hajat” untuk menyebut “tinja”? Sebegitu pentingkah kata “tinja” itu sehingga mampu menumpang arti pada kata sepenting “hajat”?***
25-07-2010 bp
*Menemukan hal seperti di atas, ayo ditulis saja..............
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H