Mohon tunggu...
Bambang Pribadi
Bambang Pribadi Mohon Tunggu... profesional -

B. Pribadi (Bambang Pribadi) sering dipanggil BP saja, pernah belajar ilmu kehutanan dan ekonomi, selain sebagai penulis dan editor, ia juga pelukis, perancang grafis, karikaturis, ilustrator, pernah menjadi dalang wayang kulit gagrak Ngayogyakarta…. www.bambangpribadi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Ringan #4 Kecup dan Cium

15 Juli 2010   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:51 5099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coretan ini terinspirasi dari tulisan mbak Mariska Lubis yang berjudul Kecupan Manis Tak Terlupakan Itu.

Dalam KBBI kecup berarti: 1. n bunyi seperti bunyi bibir yang dimoncongkan lalu ditarik kembali (sehingga berbunyi “cup”). Kecup di sini kata benda berupa bunyi. Tak perlu mencari obyek untuk dikecup. Cukup monyongkan bibir dan tarik kembali sampai terdengar bunyi “cup”. Bisa kan? 2. v mengecup: mencium dengan melekatkan bibir. Kalau ini perlu obyek. Apa saja boleh tetapi hati-hati memilih obyek. Salah-salah bisa kena tampar. Ha ha ha ha. Untuk pemula disarankan obyeknya benda mati saja. Tembok misalnya, lebih aman.

Sekarang mencium. Dalam KBBI cium (dalam hal ini berciuman) memiliki 2 (dua) arti juga. Cium v, berciuman v 1. saling melekatkan bibir atau hidung. Lho kok cuma bibir atau hidung? Kalau cium pipi bagaiamana? Tenang, itu masuk dalam arti kedua: 2. Bersentuhan antara bagian depan dua benda. Bertemunya permukaan pipi dua orang termasuk di sini.

Terus? Begini. Mengecup pasti sangat sebentar. Kalau lama selain ngarep (ha ha ha) itu namanya sudah mencium. Mencium memang perlu lebih lama dari mengecup. Lama banget juga boleh dan jangan sampai terdengar bunyi cup. Karenanya, bunyinya malah bervariasi, poliponik, bebas, terserah, aneh-aneh.

Terus? Begini. Semua bagian memang bisa dikecup atau dicium. Tetapi, jika selayaknya maka tak semua bagian tubuh pas untuk dicium. Misalnya, dahi. Dahi lebih pas dikecup saja. Ngapain juga mencium dahi? Misalnya lagi pipi. Pipi lebih cocok dikecup jika dengan bibir. Apalagi ubun-ubun, lebih cocok ditiup. Ha ha ha ha. Yang layak dicium memang bibir. Maka, KBBI juga bilang begitu kan? Tentang arti saling melekatkan hidung agak kurang populer ya? Biasanya sering dilakukan oleh seorang ibu dan bayinya. Juga oleh sepasang kekasih yang sedang berpacaran secara romantis.

Terus? Apalagi ya. Begini. Kecup lebih bernuansa cinta yang berarti sayang. Cium lebih bernuansa cinta yang sudah berbumbu nafsu.

Terus? Kok terus? Nah, begini. Mengecup bibir dan mencium bibir. Ini untuk yang sudah berpasangan lho? Ya iyalah, masak sendirian! Mengecup bibir, saya kira ini tanda cinta dalam arti sayang. Ini mengecup lho? Jadi harus ada bunyi “cup”. Sekali dua kali kecupan masih berarti sayang. Kalau sudah berkali-kali, nafsu sudah mendorong. Kalau tak ada nafsu, berarti tak normal. Kecupan berubah menjadi ciuman. Sebab, suara “cup” sudah menjadi stereo tak karuan bercampur-aduk suara-suara lain.

Terus? Begini. Dengan membedakan kecup dan cium, Anda bisa menilai pasangan Anda, sedang sayang atau nafsu.

Terus? Begini. Menurut yang tersirat di tulisan mbak Mariska Lubis itu, wanita lebih ingin sering-sering dikecup dan dengan demikian berarti disayang. Menurut saya, laki-laki lebih sering ingin mencium. Ha ha ha ha........ Bener gak sih?***

15-07-2010 bp

(duh guwe nulis iseng bangetzzzz yak........?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun