[caption caption="Kopi bubuk arabica produk Opal Coffee. (Ganendra)"][/caption]
PADA jaman dahulu kala, pada abad ke 8 M, tersebutlah seorang penggembala kambing bernama Kaldi. Dia memiliki banyak kambing peliharaan. Suatu ketika salah satu kambing miliknya, mengkonsumsi cherry dari pohon kopi. Setelahnya, kambing itu menjadi sangat aktif. Penasaran, Kaldi lalu mencoba makan cherry kopi itu, dan efeknya Kaldi merasa segar dan bersemangat setelah mengkonsumsinya.
Jadi kayak dongeng yaa hehee. Beneran, kisah diatas itu diceritakan oleh Michael Wongso, seorang penikmat kopi yang menjabat sebagai GM Opal Coffee di hadapan kompasianer dari komunitas kuliner, KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) dan tamu lainnya, pada Minggu 27 September 2015 di Discovery Hotel Ancol, Jakarta Utara.
Dari kisah Kaldi yang bermula dikenalnya kopi sebagai minuman penambah semangat itu lalu berkembang pengolahan kopi menjadi kopi yang beragam cita rasa. Proses menyangrai kopi juga baru dikenal pada abad 10 M di Arab. Baru pada abad 16 oleh para pedagang dari India, biji kopi yang layak tanam, diselundupkan keluar dari Arab. Selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke tanah air. Yaaa kopi ditanam di tanah bumi pertiwi ini sejak abad 16 M, masih jaman penjajahan Belanda yak.
Lalu berapa produksi yang mampu dihasilkan?
Menurut Michael, Indonesia mampu memproduksi sekitar 500 ribu Metric ton kopi setiap tahunnya. Hal ini membuat Indonesia dikenal sebagai Negara eksportir kopi no 4 terbesar di dunia. Keren khan. Hasil kopi itu, diproduksi di seluruh nusantara. Dari Aceh dengan kopi Gayonya hingga ke Papua. Dan yang lebih bangga lagi, kopi hasil tanam di tanah nusantara ini mampu memposisikan harga di dunia kopi internasional diatas rata-rata harga kopi negara lain. Waaahhh!!
Lalu bagaimana proses pengolahan kopi ?
Melalui beragam proses. Setelah dipanen, dilakukan pembersihan dan pengupasan cherry. Kemudian dilakukan fermentasi. PAda proses ini akan mempengaruhi rasa kopi dari biji yang dihasilkan. Lanjut dengan pengeringan. proses pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan kadar air dari gabah kopi. Kadar air yang lazim dipakai adalah dibawah 13%. Lalu dilakukan pengupasan kulit arid an tanduk kopi. Hal ini dilakukan karena kedua unsure itu tidak member ‘sumbangsih’ pada rasa kopi. baru kemudian dipilih. Dilakukan juga Quality Control, dimana setiap batch kopi yang akan dikirim akan dites secara olflactory yang dikenal dengan istilah ‘cupping’. Kopi yang lolos proses ini, itulah kopi yang akan diekspor.
Nah sebelum kopi siap dinikmati, ada prosesnya juga. Melalui proses sangria yang terbagi menjadi 3 kategori. Pertama Light Roast, karakter yang dihasilkan kopi punya tingkat asam yang tinggi. Kedua Mediun roast, yang berkarakter kopi lebih manis daripada light riast. Ketiga adalah Dark Roast, aroma kopi strong, hampir seluruh rasa asam akan hilang. Proses sangrai ini tergantung selera.
Untuk mempersiapkan kopi sebelum dikonsumsi, kopi merupakan minuman yang dihasilkan dengan cara diseduh. Ada yang disaring ada yang tidak. Proses seduh dapat mempergunakan mesin, bisa menggunakan mesin kopi saja, ataupun mesin kopi ekspreso. Nah tau khan mesin ini? Mesin kopi ekspreso biasanya dipakai di café-café.