“Wuenak E’ Puolll” slogan yang mantap di ajang Festival Kuliner Serpong (FKS) 2016 yang dihelat Summarecon Mal Serpong (SMS) selama sebulan penuh! Yaaa durasi dari 12 Agustus – 12 September 2016 memanjakan penikmat kuliner nusantara khususnya, dengan sajian berselera Jawa Timuran. Eittt ‘ojo kuwatir” menu dari daerah lain tetep tersedia loorrr. Penasaran apa aja yang ada di FKS 2016 SMS ini? Cekidottt
Kesan seakan berada di perkampungan ala budaya Jawa Timur langsung terasa saat aku tiba di halaman parkir selatan SMS. Gimana tidak, beberapa rumah adat khas Jawa Timur Nampak begitu tradisional. 96 tenan menyediakan menu kuliner nusantara dikemas dengan replica rumah Banyuwangi, Madura dan Majapahit. Penjor, hiasan lampu bentuk topeng ala reog Ponorogo semakin lekat budaya Jawa Timurannya.
Aku dan Gerbang ala Candi Penataran (Ganendra)
Dan desain ala Jatim itu sudah terasa sejak di tepi jalan area parkir selatan ini dengan ‘dinding’ hiasan ala Reog Ponorogo. Itulah desain dibalik panggung dengan Reognya, dengan aksesoris kuda lumping, merak, singa-singaan yang ditampilkan menarik. Apalagi pintu masuk didesain dengan gerbang gapura Candi Penataran, widiihh, cocok banget buat foto-foto hehee.
Para petugas FKS 2016 berseragam baju budaya Madura. (Foto Dok Bu Ngesthi)
Welfie berlatar belakang Panggung ala Reog Ponorogo. (Ganendra)
Sooo, desan arsitektur area yang beraroma Jawa Timuran, lengkap dengan menu-menunya dari provinsi dengan ibukota Surabaya ini. Apa ajah sih?
Nah, aku langsung terbayang menu rujak cingur, bebek ireng, tahu tek, sate klopo, dan masih banyak lagi. Menu lainnya Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Depot Nasi Campur dan Rawon Tambak Bayan, Nasi Jamblang Mang Dul, Bakmie Ahau 38, Mie Celor Djoeragan Khas Jambi, Cakwe Medan Eko Yap, Pempek Beringin, Srabi Notosuman Solo Ny. Handayani dan masih banyak lagi. Mionumannya? Ada Es Dawet Ireng Purworejo yang maknyessss, Es Doger Pak Asep, Es Cendol Elizabeth dan lain-lain. Hmmm setidaknya ada 61 stand, 28 gerobak, 3 angkringan, 3 wartegan, dan 1 bale. Ciamikkk thooo? Eh untuk sarana pembayaran, gak cash, tapi harus menukarkankan dulu di kasir loorr. Ada puluhan tempat kasir yang tersebar di area FKS 2016. Jadi bisa meminimalisir antrean.
Tukarkan uang di kasir ini yaaa (Ganendra)
Nah aku langsung menyasar target, booth bebek ireng Suroboyo. Alasannya jelas, aku demen menu berbahan bebek (daripada ayam) hehee. Dan selama ini bebek Suroboyo itu kukenal empuk dan lezat. Jadi penasaran rasa bebek di FKS ini. Pesanlah aku seporsi bebek muda Suroboyo. Dan menurutku, satu porsi seharga Rp. 35 ribu plus nasi Rp 5000 ini tergolong ekonomis. Laaa bebeknya lumayan gede, plus empuk. Ini pun diamini oleh Daniel, seorang kawan dari Komunitas Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana yang ikut dalam acara #KPKGerebek ke FKS 2016, yang memesan menu sama. Rasanya, asliiii bener-bener enak. Aku rekomen menu ini deh!
Bebek muda ala Suroboyo. (Ganendra)
Tak puas dengan aku memesan menu Kembang Tahu, rujak kuah pindang di booth menu Bali, ketan coke dan tak lupa onde-onde khas Jatim. Kembang tahunya standar sih, gak mengecewakan. Rujak kuah pindangnya, pedas segar dengan aneka buahnya. Ketan coke dan onde-onde ini kubawa pulang. Kunikmati malamnya. Ketan ini ada keju, mesesnya. Sementara onde-ondenya ini juaraa! Asli enak. Rp. 20 ribu dapat satu paket isi 5 biji. Jossss!!
Onde-onde Suroboyoan. (Ganendra)
Ikan Nila telur asin pesanan Arum. (Ganendra)
Cwiemie pesanan Gio. (Ganendra)
Sempat cicipin juga menu Ikan nila telor asin yang dipesan oleh Arum, teman KPK juga. Ikan Nilanya lumayan gede, dengan kuah dari mentega, rasa telurnya berasa banget. Enak juga sih. Pantesan Arum mengincar dari awal menu kesukaannya ini. Ehhh ada yang unik, bakso di dalam tempurung kelapa. Bedanya kalau biasanya bakso dengan mangkok, laaa ini ditaruh di dalam kelapa, sekalian menikmati kelapa mudanya. Ada juga Cwiemie pesanan Giovani, tampilannya...wuihhh jossss. Semua menu bikin berselera. Asliii ini. Gak rugiii deh datang makan di sini. Laa “Wuenak E’ Puolll” tenan kok yooooo hehe
Oiya, ini wajib diketahui loorr, pilihan menu-menu kuliner itu dijaga dan terjamin higienisnya. Soalnya para pedagang yang terlibat di acara ini adalah pilihan tim FKS dan telah melewati system seleksi yang ketat. Menu yang disajikan harus mengutamakan rasa, penyajian, kebersihan, dan harga. Maka tak perlu khawatir dengan menu yang disediakan. Yaaa asal jangan makan melampaui batas daya tampung perut yaaaa heheee.
Booth Pecel Pincuk dikerumunin penggemarnya. (Ganendra)
Lokasi cocok buat makan rame-rame. (Ganendra)
Selain menu Jatim, ada juga dari daerah lain. (Ganendra)
Sate lilit khas Bali. (Ganendra)
Unik, bakso di dalam tempurung kelapa. (Ganendra)
Ehh bagi keluarga yang membawa anak-anak kecil tersedia arena bermain di Pojok Dolanan. Mainan yang dihadirkan khas pasar malam. Tau khan? Nostalgia pastinya hehe. Ada lempar kaleng dengan bola, lempar gelang ke botol, lempar bola ke wadah. Biayanya murah saja hanya Rp. 10.000, anda bisa membahagiakan putra putri dengan mainan tradisional ini.
Ada juga aneka hiburan kesenian tradisional melalui instrument khas Jawa Timuran yang digelar tiap hari jam 17.00-20.00 wib di area panggung. Aku pikir cocok banget sebagai sarana pengetahuan bagi anak-anak terhadap budaya nusantara. Jadi sekalian main dan nambah wawasan budaya nusantara. Sengaja SMS selalu menghadirkan event budaya, bukan hanya kulinernya namun juga keseniannya. Tercatat event seperti ini sudah 6 kali digelar di tempat yang sama dengan tema berbeda. Tentunya tema tetap ala budaya nusantara.
Lihat Travel Story Selengkapnya