Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Goyang Lidah Kuliner Pulau Dewata

17 Mei 2017   21:28 Diperbarui: 17 Mei 2017   21:45 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KULINER adalah budaya yang hidup pada sebuah peradaban. Kuliner bukan hanya sekadar soal fungsi untuk makan pelangsung hidup. Namun dalam budaya, dia berperand alam dunia spiritual, tradisi dan karya penuh pesan-pesan mendalam.

Bali salah satunya. Kuliner Bali menempatkan posisi yang sangat lekat dalam tradisi religiusnya. Olahan makanannya bermakna. Racikan dengan bumbu lengkap ‘Base Genep’ dari 30 macam bahan yang memberi cita rasa khas Bali.

Maka deretan beragam menu Bali mudah dikenal. Ayam Betutu, Sate Lilit, Lawar, Babi Guling, Nasi Campur Ayam, Rujak Kuah Pindang dan Rujak Bulung menjadi icon makanan khas Pulau Dewata itu. Cita rasa dengan kecupan pedas khas lidah budaya Bali begitu lekat.

Ayam Betutu. (Foto bozzmadyang.com)
Ayam Betutu. (Foto bozzmadyang.com)
Ayam/ Bebek Betutu, olahan bertekstur pedas dengan aroma asap karena olahan dengan cara ‘tutu’ (dipanggang). Bahan daging olahan adalah dari hewan berkaki dua, ayam atau pun bebek. Kaya rempah. Bumbu dimasukan ke bagian dalam perut ayam kampung. Dagingnya dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang menggunakan bara api ‘sekam’. Durasinya hingga 24 jam, semata untuk menghasilkan rasa gurih, lembut dan pedas yang otentik.

Sate Lilit makanan jenis sate namun berbeda dengan sate umumnya. Dagingnya bisa daging ayam, babi ataupun ikan tengiri. Tanpa tepung dan telur. Sate Lilit khas Bali dibuat dengan cara dililit, istilahnya di-Katik’. Bahan yang digunakan untuk tusuk sate adalah dari batang bambu. Meski banyak kreasi dengan menggunakan batang sere.

Sate lilit (Foto bozzmadyang.com)
Sate lilit (Foto bozzmadyang.com)
Di-Katik, caranya adalah daging dipijit-pijit dibuat ulir dari atas ke bawah. Sedemikian rupa, sehingga membentuk semacam spiral, mirip sekrup.   Daging yang digunakan, dicincang halus terlebih dahulu dan di ramu dengan bumbu Bali. Kemudian, di lilitkan di batang tangkai bambu. Menghadirkan rasanya yang empuk dan gurih.  

Lawar ini icon menu Bali yang populer. Berwujud campuran sayur-sayuran yang direbus dan daging cincang yang di ramu khusus menggunakan bumbu khas Bali. Daging yang digunakan bisa ayam, enthog, bebek. Daging yang sudah dicincang dicampur dengan potongan-potongan sayur kacang panjang dan parutan kelapa serta dilumuri bumbu Bali. Rasanya

Lawar. (Foto bozzmadyang.com)
Lawar. (Foto bozzmadyang.com)
Nasi Campur Komplit Khas Bali. Menu yang terkomposisi lengkap terdiri dari Tum Siap (Tum Ayam), telur bulat, lawar kacang panjang, Be Siap Pelalah Mesitsit, Sate lilit, sambel MBE, bawang putih goreng, bawang merah goreng, tumisan cabe rawit dicincang kasar.  

Tum Siap merupakan daging yang dicincang kasar dicampur dengan ‘Base Genep’ lalu dibungkus dengan daun pisang. Base Genep dalam bahasa Bali, artinya Base itu bumbu, sedangkan  genep berasal dari kata megenep yang artinya lengkap atau komplit.

Nasi campur komplit khas Bali. (bozzmadyang.com)
Nasi campur komplit khas Bali. (bozzmadyang.com)
Komposisi “Be Siap Menyat Nyat” adalah daging ayam yang dimasak bersama bumbu-bumbu dalam kondisi ‘Nyemek’. ‘Nyemek’ (bahasa Jawa), artinya berkuah hingga kuah yang ada berkurang banyak tetapi tidak kering.  

Citra rasa pedas, aroma asap, gurih dan berstektur lembut menu Bali adalah rangkaian rasa yang tak akan terlupa, saat Anda menikmati kecupan-kecupan rasa surga menu olahan tangan-tangan berbudaya Pulau Dewata. (*)

IG/Twitter @bozzmadyang

Artikel ini ditayangkan juga di www.bozzmadyang.com 

z-591c5b43317a61515429b2b7.jpg
z-591c5b43317a61515429b2b7.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun