KULINER adalah budaya yang hidup pada sebuah peradaban. Kuliner bukan hanya sekadar soal fungsi untuk makan pelangsung hidup. Namun dalam budaya, dia berperand alam dunia spiritual, tradisi dan karya penuh pesan-pesan mendalam.
Bali salah satunya. Kuliner Bali menempatkan posisi yang sangat lekat dalam tradisi religiusnya. Olahan makanannya bermakna. Racikan dengan bumbu lengkap ‘Base Genep’ dari 30 macam bahan yang memberi cita rasa khas Bali.
Maka deretan beragam menu Bali mudah dikenal. Ayam Betutu, Sate Lilit, Lawar, Babi Guling, Nasi Campur Ayam, Rujak Kuah Pindang dan Rujak Bulung menjadi icon makanan khas Pulau Dewata itu. Cita rasa dengan kecupan pedas khas lidah budaya Bali begitu lekat.
Sate Lilit makanan jenis sate namun berbeda dengan sate umumnya. Dagingnya bisa daging ayam, babi ataupun ikan tengiri. Tanpa tepung dan telur. Sate Lilit khas Bali dibuat dengan cara dililit, istilahnya di-Katik’. Bahan yang digunakan untuk tusuk sate adalah dari batang bambu. Meski banyak kreasi dengan menggunakan batang sere.
Lawar ini icon menu Bali yang populer. Berwujud campuran sayur-sayuran yang direbus dan daging cincang yang di ramu khusus menggunakan bumbu khas Bali. Daging yang digunakan bisa ayam, enthog, bebek. Daging yang sudah dicincang dicampur dengan potongan-potongan sayur kacang panjang dan parutan kelapa serta dilumuri bumbu Bali. Rasanya
Tum Siap merupakan daging yang dicincang kasar dicampur dengan ‘Base Genep’ lalu dibungkus dengan daun pisang. Base Genep dalam bahasa Bali, artinya Base itu bumbu, sedangkan genep berasal dari kata megenep yang artinya lengkap atau komplit.
Citra rasa pedas, aroma asap, gurih dan berstektur lembut menu Bali adalah rangkaian rasa yang tak akan terlupa, saat Anda menikmati kecupan-kecupan rasa surga menu olahan tangan-tangan berbudaya Pulau Dewata. (*)