Mohon tunggu...
BOY ARWIN ZEBUA
BOY ARWIN ZEBUA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tulisan Dengan Iman

"Tulisan yang selalu ingin ku rangkai meski tak mampu ku gapai, adalah iman yang selalu ingin ku inspirasikan dengan Lingkungan"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melepas Rindu, Menantikan Bintang (Karya: Boy Arwin Zebua)

22 November 2022   16:19 Diperbarui: 24 November 2022   16:24 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

              " Melepas Rindu, Menanti Bintang "

                         ( Karya : Boy Arwin Zebua )

Jarak adalah pemisah ......

Jarak memisahkan Langit dengan Bumi

Jarak memisahkan Benua dengan Samudera

Bahkan jarak menjadi pemisah antara kita.

Jarak adalah Rindu.....

Rindu itu ada karena jarak yang tak pernah lelah

Untuk menjadi pemisah antara air dengan minyak

Yang tidak pernah bersatu.

Pemisah itu bagaikan kata Iqbal dengan Acha

"Bagaimana Air dengan minyak , Tidak Bersatu'

"Bisa,,,,,,!!! Kalau pakai sabun"

Artinya meskipun terpisah oleh jarak, tetapi 

Bersatu pula Akhirnya.

Rindu....

Yahh,,,,,, wajarlah.....

Disaat jauh, di situlah kita di uji oleh Rindu.

Tanpa kita sadari bahwa Rindu adalah kata sifat

Yang mengharuskan kita tak ingin lama berpisah 

Rindu......

Kadang menjadi pengaruh bagi kita..

Lupa makan, lupa tidur, bahwa lupa waktu.

Merindu saat bersamaan itu adalah suatu kata kerja

Yang mengharuskan kita menunggu.

Rindu.....

Adalah bagaikan malam yang gelap dan senyap

Yang menanti cahaya Bintang.

Seakan ingin menyampaikan kabar darinya

Rindu juga lakukan hal yang Sama

"Menantikan Bintang dan menyampaikan Rasa"

Menunggu adalah rasa gairahku..

Yang selalu menantikan kedatangan

Terimakasih Bintang..

Sampaikan Rinduku untukmu nya.

" Miss you"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun