Mohon tunggu...
deniranggup
deniranggup Mohon Tunggu... Mahasiswa - Boy rg

Marjaavaan (Aku akan Mati): Cinta yang hilang, harapan untuk kembali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petuah Tua dan Anak Kecil

20 Juli 2021   07:08 Diperbarui: 20 Juli 2021   07:18 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PETUAH TUA DAN ANAK KECIL

Tanya seorang anak kecil kepada Petuah Tua yang ditemuinya dipersimpangan jalan eaurt.
"bagaimana bisa ikan dilaut dan sayur didarat dapat bertemu di pasar?"
Lalu jawab petuah itu " PERANTARA DAN PENGORBANAN"

Anak kecil itu menjadi sangat bingun mendengar jawaban dari sang Petuah itu, tapi bukan tidak mengetahui kebingungan anak kecil itu, sang Petuah Tua sangat mengetahui dengan pasti.

Lalu petuah itu membungkukkan badannya kearan anak kecil itu dan berbisik ditelinganya.

"aku tahu kamu sangat kebingungan dengan apa yang barusan kau dengar, kebingungan itu bagus karna akan membuat mu mencari kepastian, seperti itulah kehidupan, manusia akan bingun saat dihadapkan dengan ketidak pastian."

Anak kecil itu melongoh memandang sang petuah tua dengan tatapan penuh pertanyaan dan kebingungannya.

Tapi petuah tua itu menegakkan badannya kemudia berpalig dan melangkah pergi meninggalkan anak kecil itu, yang masi berdiri terpaku dengan semua ppertanyaan yang membingunkan dirinya.

Lalu anak itu berjalan berlawanan arah dengan Petuah tua, tapi sedetik pun anak kecil itu tidak berhenti berpikr akan jawaban sang Petuah, dalam hatinya dia bersungut,bukannya mendapatka kejelasan jawaban, tapi kebigungan dan ketidak puasan yang didapat, umpatan itu kemudian menjadi penyesalan dihati anak itu karena telah berharap mendapatkan mendapatkan jawaban, karena bagi dia petuah tua adalah orang yang tepat.

Tidak disangka apa yang didapat anak ini, adalah teka teki tak berujung, sementara  dipusingkan dengan jawaban sang petuah tua, tidak disadar dirinya telah berada disisi jalan, beruntung langkah kakinya nya dihentikan suara datang dari seberang jalan.

"apa yang sedang kau pikirkan nak?"

Sontak saja suara itu menghentikan langhkah kakinya, matanya kembali menatap jalan yang hendak dia lalui, memandang seberang jalan, terlihat sosok yang sangat dikenali.

"ohhh Patuah," sambari tersadar dirinya baru saja diselamatkan, dengan terheran bertanya dalam hatinya.
"Bagaimana patua itu bisa berada didepannya sedang tadi kami berlawan arah"

Bersambung......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun