[caption id="" align="alignleft" width="280" caption="rumah yang hilang terbenam lumpur Lapindo (Gambar dikutip dari Google Gambar, Sumber :http://bungakehidupan.wordpress.com/)"][/caption]
Pileg 2009, usai sudah.. dan sang legislatif terpilih sudah menduduki kursinya yang empuk dan nyaman, yang kadang bisa membuat tertidur hingga lupa untuk mewakili suara rakyat. Namun kursi yang empuk ternyata juga bukan dambaan, kita bisa lihat dalam hari-hari ke depan, apakah dalam setiap Sidang DPR, kursi itu akan terisi atau kah menjadi kursi kosong tak bermakna, kalau saja kursi itu bisa bicara, mungkin ia akan menagih janji-janji kampanye sang legislatif.
PilPres 2009, juga usai sudah.. dan sang presiden dan wakil presiden terpilih telah lega dengan dilantiknya mereka pada tanggal 20 Oktober 2009 yang baru lalu. Hilang sudah kecemasan, terbukti dengan telah dilantiknya mereka dan restu dari MK yang menggagalkan gugatan Pilpres dari kompetitor kandidat Capres dan Cawapres. Hilang juga sudah issue-issue tentang kecurangan Pemilu dan segala cemooh miring babak belur kinerja KPU. Yang diharap sekarang tinggal menagih janji-janji kampanye mereka sebagaimana dengan lantang melalui mikrophone mereka umbar. Kita berharap mikrophone itu bisa bicara seandainya mereka melanggar janji kampanye.
Mereka yang harap-harap cemas, menanti panggilan dari Cikeas kini juga sudah bisa tersenyum sumringah dengan telah dipanggil, diwawancarai dan akhirnya dilantik sebagai Menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Ada kebanggan terpancar dari wajah mereka... ini loh saya, menteri yang dipilih langsung oleh Presiden SBY. Lihatlah wajah sumringah mereka ketika berdiri berphoto bersama. Kita harap mereka bisa tetap sumringah sampai akhir masa jabatan. Tentunya sumringah yang kita harapkan adalah sumringah karena berhasil mengemban amanat negara untuk membantu presiden mensejahterakan rakyat dan membawa kemajuan bagi negeri ini... Jangan lagi sumringah mereka karena telah berhasil numpang mejeng di kabinet selama 5 tahun dan ujungnya kekayaannya bertambah tak terkira nilainya hasil dari korupsi...
Tetapi yang jelas, sumringah pertama mereka ternyata cepat sekali terwujud. Yaitu sumringah karena sebentar lagi gaji dan tunjangan jabatan akan dinaikan. Dan yang jelas, mereka sudah akan nikmati Toyota Crown seharga Rp. 1,8 Milyar yang dipinjamkan negara kepada mereka... asal jangan lupa mengembalikannya nanti berikut rumah dinas yang ditempati...
Itulah semua pertunjukan di level atas, beribu janji mereka ucapkan... beribu program mereka ciptakan.. beribu rencana mereka buat...
Namun sayang, yang tertinggal dari masa lalu terlupakan oleh mereka... mereka sibuk memikirkan bagaimana caranya gaji dan tunjangan jabatan bisa dinaikkan... tetapi mereka lupa, para korban Lumpur Lapindo di Sidoarjo masih meregang derita.. menanti penuh harap janji terucap untuk selesaikan masalah... tapi yang terdengar oleh mereka adalah hiruk pikuk minta kenaikan gaji.. bukan hiruk pikuk bagaimana menyelesaikan kasus mereka, korban lumpur Lapindo di Sidoarjo..
Akankah nasib mereka (para korban lumpur Lapindo) juga akan terlupakan dan hilang dari peredaran... seperti nasib rumah, sawah, ladang, ternak dan tanaman mereka yang hilang terbenam lumpur...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H