Mohon tunggu...
Oyong Liza Piliang
Oyong Liza Piliang Mohon Tunggu... Wiraswasta, wartawan -

http://www.pariamantoday.com/ Praktisi media, pengamat politik, sosial dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pariaman Kota Modern Lima Abad

23 November 2015   08:53 Diperbarui: 23 November 2015   10:15 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Pariaman (Piaman), kota atau kabupaten, penduduk aslinya spesifik disebut Rang Piaman. Piaman berkonotasi kesamaan budaya meskipun wilayahnya terpisah secara administrasi. Rang Piaman, jelas, penduduk Kota Pariaman, Padangpariaman, Tiku di Agam dan sebagian wilayah di Kota Padang. Buya Hamka menyebut Ranah Piaman dengan sebutan Bariaman. Kata Buya yang saat itu beradu pantun dengan tokoh adat di Kuraitaji, arti Bariaman adalah dataran yang aman. 

Nama itu diberikan oleh bangsa Arab yang berlabuh di Piaman berdagang rempah. Buya meyakini orang Arab lebih dulu singgah di Pariaman dibanding orang Hindustan. Penyebaran agama Islam erat pula kaitannya dengan masuknya pedagang Arab ke Pariaman sebagaimana ujaran Buya Hamka. Buya Hamka dikenal dekat dengan para ulama Muhamadiyah asal Kuraitaji, dan, Kuraitaji sejak dulunya merupakan wilayah Piaman paling aktif dalam masa pergerakan, terutama Muhamadiyah. Ulama Muhamadiyah asal Kuraitaji konon menyebar hingga ke tanah Bugis dan berbagai wilayah Indonesia lainnya.

Berbagai versi tentang asal usul nama Pariaman adapula saya ketahui, namun versi Buya Hamka menurut saya paling rasionable dari kacamata sejarah, mengingat Pariaman setelahnya memang dikenal sebagai pusatnya penyebaran agama Islam di pantai barat sumatera.

Piaman Laweh lain pula. Konotasinya luas wilayah. Dahulu sebelum pemekaran, Kabupaten Padangpariaman merupakan kabupaten terluas di Sumatera Barat, hampir separuh Kota Padang sekarang ini masuk wilayah pemerintahannya, pun Kabupaten Mentawai nan amat luas itu dahulu dipimpin seorang kepala kecamatan. Tiap sebentar sang camat bolak balik Mentawai-Pariaman guna urusan pemerintahan ke kantor Bupati. Hapal betul dia musim gelombang dan laut tenang menuju Mentawai. Sangat jarang Camat Mentawai asli putra daerah Pagai (sebutan lain Mentawai).

PT Semen Padang di Indarung, pelabuhan Teluk Bayur, dua zona prestisius yang diberikan oleh Kabupaten Padangpariaman. Pelepasan beberapa wilayah administrasi Padangpariaman untuk perluasan Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat sempat membuat Bupati Anas Malik kala itu naik pitam. Dia diwajibkan menandatangani dokumen persetujuan setelah berbagai nota syarat serah terima telah dikompromikan oleh bupati sebelum dia.

Saya pernah dengar dari tetua, sempat keluar ujaran dari Anas Malik saat pelepasan itu, bahwa setelahnya, Padangpariaman harus dipimpin Rang Piaman, tidak boleh tidak. Jika hal ini disadari oleh PT Semen Padang dan otoritas Pelabuhan Teluk Bayur, ada baiknya dana CSR mereka diperbanyak (prioritas) untuk kepentingan masyarakat Piaman.

Kantor-kantor pemerintahan Padangpariaman hingga kini banyak terdapat di Kota Pariaman pasca Kota Pariaman menjadi kota otonom yang mandiri secara politik dan administrasi sejak tahun 2002. Pegawai pemerintahan senior di Kota Pariaman hampir semuanya pernah bekerja di pemerintahan Padangpariaman. Sebut saja Walikota Mukhlis Rahman dan Wakil Walikota Genius Umar. Pasangan kepala daerah itu sangat pernah meniti karier kepegawaian di Pemerintahan Kabupaten Padangpariaman.

Oleh karena itulah sulit menyebut orang Kota Pariaman dan orang Kabupaten Padangpariaman bersebab pusat kota (kini Kota Pariaman) umumnya dihuni rang Piaman yang ingin dekat dengan pusat kota seperti para pegawai pemerintahan, BUMD, pedagang pasar, kontraktor, para guru hingga siswa sekolah menegah atas yang kos agar dekat dengan sekolahan. 

Luar dari itu Rang Piaman suka merantau. Di Pekanbaru Riau, perkampungan Rang Piaman paling terkenal adalah Kampung Dalam dan Jalan Kalimantan (sekarang Jalan Pangeran Hidayat). Rang Piaman banyak pula merantau ke Medan, Jakarta, Bandung dan kota-kota besar lainnya. Mereka beranak pinak di sana tanpa meninggalkan tatanan adat leluhurnya. Kemarin waktu saya ke Maluku Utara, tidak susah menemukan komunitas Rang Piaman.

Waktu kecil bahkan hingga kini masih teringat tugu Palapa di Lubuk Alung oleh saya. Palapa adalah singkatan dari Padang-Lubuk Alung-Pariaman. Konsep Palapa mencakup berbagai aspek ide Bupati Anas Malik. Palapa adalah konsep kota terpadu, pembangunan wisata, perdagangan, industri terintegrasi yang saling sangga menyangga satu sama lainnya. 

Dalam impian Anas Malik, Palapa kelak akan menjadi kawasan industri yang sibuk, kawasan wisata nan maju serta kawasan perdagangan yang memacu pertumbuhan ekonomi terkuat di Sumatera Barat. Ide kawasan metropolitan Palapa kini, tinggal kenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun