Mohon tunggu...
Boyke M Hasugian
Boyke M Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - S.Pd

Kuli Tinta

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

CI Terapkan Proyek SALP di Kabupaten Pakpak Bharat

20 Mei 2015   21:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pakpak Bharat (Media TIPIKOR) -  Conservation International (CI) menerapkan proyek Strategic Agriculture Landscapes Partnership (SALP) di Kabupaten Pakpak Bharat. Proyek ini merupakan pengembangan praktik-praktik pertanian sebagai program berkelanjutan 2013-2016.
Senior Strategic Advisor the Center for Environmental Leadership in Business, Bambi Semroc mengungkapkan, proyek ini untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Pakpak Bharat melalui peningkatan produksi pertanian, pelestarian keanekaragaman hayati dan sumber daya alam (SDA) serta peningkatan mata pencaharian petani.
"Pada skala yang lebih besar proyek ini untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia mencapai kedaulatan pangan, sekaligus pada saat yang sama juga mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi," ucap Bambi kepada wartawan, Selasa (12/5) di Medan.
Dijelaskannya, proyek ini juga bertujuan untuk menyediakan sebuah model pertanian berkelanjutan dan konservasi yang mempengaruhi kebijakan pemerintah lokal. Selain itu, model ini juga untuk menyediakan contoh pembangunan berkelajutan yang dapat direplikasikan pada lokasi lain di Indonesia terutama Sumatera Utara (Sumut).

"Proyek ini dilaksanakan sejalan dengan regulasi pemerintah Indonesia, dan akan menggunakan praktik-praktik berkelanjutan yang ramah lingkungan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produksi," katanya.

Adapun, lanjut dia pencapaian CI dalam membangun proyek tersebut, yakni pencapaian pada tahun pertama dengan melakukan sejumlah kajian lapangan dan analisis awal yang meliputi analisis sosio ekonomi, kesesuaian lahan, survei persepsi pemangku kepentingan, rencana pembangunan kabupaten dan kerangka hukum.

Beberapa temuan kunci dari kajian ini antara lain, kata Bambi, mengidentifikasi dua kawasan kunci keanekaragaman hayati di Pakpak Bharat, yakni Siranggas dan Sicike-cike dengan luas keseluruhan mencapai 5.900 hektare. Selain itu, Pakpak Bharat juga didominasi oleh kawasan hutan sekira 89%, dan 43% kawasan hutan itu merupakan kawasan lindung dan hutan konservasi.

"Selain itu, CI juga mencatat bahwa produktifitas pertanian di Pakpak Bharat masih belum optimal, beberapa penyebab kurang optimalnya produksi pertanian adalah karena kuranggnya keterampilan dalam pengelolaan lahan termasuk kurangnya pupuk, bibit dan sebagainya," jelasnya. (BMH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun