Mohon tunggu...
Boy Immanuel Manullang
Boy Immanuel Manullang Mohon Tunggu... Tutor - Laki-laki

Jangan Takut Untuk Gagal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Esai Kritik Pentas Drama Malam Kolaborasi

11 Januari 2020   12:15 Diperbarui: 11 Januari 2020   12:23 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Essay Kritik Drama Dua Cinta, karya N.Riantiarno dan Malam Botak, karya Ab Asmarandhana"

Nama : Boy Immanuel Manullang (171010700034)

Universitas Pamulang

Naslah Dua Cinta, karya N.Riantiarno dan Malam Botak, karya Ab. Asmarandhana :

  1.  Dua Cinta

Naskah Dua Cinta : Tidak. Tidak. Makin lama aku semakin yakin, nasibku jauh lebih baik dibanding nasibmu. Lihat seluruh wujud dirimu! Kamu nampak lebih tua. Padahal umur kita sebaya. Aku yakin batinmu menderita. 

Salah sendiri, kenapa kamu pilih Sis. Apa dia? Siapa? Apa hebatnya? Kaya? Luar biasa? Jenius? Nol besar. Cuma kantung nasi. Banyak sekali kekurangannya. Dia sama dengan kekurangan. Gampang bosan, dan waktu itu, lontang-lantung. Kantungnya selalu kosong. Bahkan dompet pun dia tak punya.

Sis parasit. Benalu bagi keluarganya. Dan aku tidak mau menikah dengan lelaki yang jelas-jelas kasih isyarat tak akan mampu bertanggungjawab. Sekali benalu, sulit diperbaiki. Masih begitu 'kan dia sekarang? Aku tak percaya Sis sudi mengotori tangan, bekerja banting tulang demi keluarga. 

Sis bukan tipe seperti itu. Dia priyayi, menak, yang mengharapkan segala sesuatunya sudah tersedia di atas baki emas. Tinggal mengunyah seperti kerbau. Lebih gemar bermalas-malasan, tapi maunya selalu dihormati.

Sis memang ganteng. Arjuna. Rama. Banyak gadis tergila-gila. Mabok kepayang. Lupa diri, tidak peduli, asal bisa selalu dekat. Aku, kamu, Maria, Tuti, Meinar, Dewi, dan masih banyak lagi yang kena jerat kegantengannya. Tapi wajah 'kan bisa berubah. Sekarang badannya pasti mulai gemuk. Perut buncit, rambut di kepala rontok, menipis, malah mungkin sudah botak dia. 

Berapa gigi yang copot? Sudah pakai gigi palsu? Jalannya? Kian lamban 'kan? Pasti berbagai penyakit datang. Darah tinggi, gula, asam urat, rematik, jantung. Entah bagaimana dia di ranjang. Apa masih suka bikin kejutan, dan tiba-tiba menyerang? Atau, sudah tak mampu lagi dia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun