Mohon tunggu...
Boy Daniel Pakpahan
Boy Daniel Pakpahan Mohon Tunggu... Profesional bidang Restoran dan Perhotelan -

life is a blessing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyingkirkan MU, Liverpool Memaksimalkan Kesempatan

18 Maret 2016   12:25 Diperbarui: 18 Maret 2016   12:41 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : www.bostonmagazine.com"][/caption]Kesempatan belum tentu datang pada saat yang tepat. Tetapi seandainya sebuah kesempatan datang pada saat yang tepat, janganlah sia-siakan. Manfaatkan, maksimalkan dan dapatkan hasil terbaik dengan kepuasan ternikmat. 

Dua kali Liverpool bertekuk lutut dari Manchester United (MU) dalam pertandingan English Premiere League (EPL) musim ini. Sudah menjadi rahasia bersama bahwa rivalitas keduanya di tanah Inggris adalah rivalitas yang begitu tajam. Liverpool berjaya di era 70an dan 80an, sementara masuk era EPL di tahun 90an MU berhasil menyusul dan bahkan melewati koleksi gelar juara Liga Inggris milik Liverpool. Kejamnya, Liverpool sudah puasa juara liga 25 tahun lamanya. Selama itu pula Liverpool seolah tak berdaya dengan kedigdayaan MU di ranah liga Inggris.

Oleh sebab itu Liverpool membidik kesempatan lain. Kesempatan menjadi kampiun mengangkangi MU di ajang lain, bahkan kalo bisa diraihnya dengan mengalahkan MU secara langsung. Kesempatan itu pernah datang dalam final FA Cup di stadion Wembley tahun 1996. Kedua tim bertaburkan pemain muda yang berkelas. Liverpool dengan Steve McManaman, Robbie Fowler, Jamie Redknapp. MU dengan David Beckham, Ryan Giggs dan tentu saja Eric "The King" Cantona. Ini kesempatan. Kesempatan menjadi juara sekaligus mengalahkan MU. 

Petaka itu datang di menit 85, sebuah bola muntah di kotak pinalti Liverpool disambar dengan tendangan voli oleh Cantona dari luar kotak pinalti. Bola meluncur deras ke gawang Liverpool. Gol! Dan MU menjadi kampiun FA Cup 1996, sementara Liverpool melanjutkan puasa trofi.

Kali ini kesempatan itu datang lagi. Liverpool dan MU berhadapan di UEFA Europa League (UEL) atau dulu biasa disebut UEFA Cup. Kasta kelas dua kompetisi Eropa antar klub. Tapi tetap saja, dimana pun kedua klub ini bertemu, bahkan tarkam sekalipun, pertandingan selalu menjadi bergengsi tinggi, bertensi tegangan tinggi dan pastinya pertaruhan martabat dan reputasi kedua klub ini. Leg pertama di Anfield, Liverpool dengan sukses mempecundangi MU 2-0. Kalo bukan karena David De Gea, niscaya MU sudah pulang dengan gawang kebobolan lebih dari 2 gol. 

Leg kedua di Old Trafford. MU unggul lebih dulu lewat pinalti Anthony Martial 1-0. Perlu 2 gol lagi untuk menyingkirkan Liverpool dari ajang UEL. Apa daya, sebelum babak pertama habis, Coutinho dengan penuh magis menaklukkan David De Gea dengan tendangan chip dari sudut sempit. Gol! Kedudukan 1-1. Artinya, MU perlu 3 gol untuk bisa lolos, karena menang 3-1 saja tidak akan cukup oleh karena faktor gol away. Perlu menang 4-1. Hasilnya, skor 1-1 bertahan sampai akhir pertandingan. Liverpool berpesta, lolos ke babak 8 besar UEL. Menyingkirkan MU di Old Trafford sudah merupakan satu kepuasan tersendiri. 

Kesempatan ini masih terbuka. MU terlihat masih belum menemukan kestabilan pasca mundurnya Sir Alex Ferguson. Ketidakstabilan yang sama semenjak Kenny Dalglish mundur dari Liverpool di akhir tahun 90. Ketidakstabilan selama 25 tahun. Saat ini kesempatan terbuka. Adalah sebuah kebahagiaan seandainya Liverpool melaju dan menjuarai UEFA Europa League. Tetapi kepuasan sesungguhnya adalah ketika mereka berhasil menjadi juara English Premiere League. Karena di sana, mereka akan jelas-jelas berdiri di atas rival abadi mereka, si Setan Merah Manchester United. 

Musim ini sudah jelas peluang juara liga pupus. Tersisa hanya UEL saja yang masih ada kesempatan untuk dimenangkan. Tetapi harapan para Liverpudlian adalah next season, we have to be the champion! Come on Pool! You'll Never Walk Alone

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun