Mohon tunggu...
Boy Ardi Yunas
Boy Ardi Yunas Mohon Tunggu... Freelancer // Content Creator -

Penjelajah di Negeri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analogi Ayam

9 Oktober 2018   07:12 Diperbarui: 9 Oktober 2018   08:49 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

di suatu malam
yang kelam dan mencekam,
tiba-tiba terdengar pekikan ayam
yang sangat seram..


" TUKU KRUPUUUUUUK.. !! "

(hehehe.. komedi dulu boleh kan, bro sis ?)
(yah ?! garing yak ? baiklah kalau begitu..)

Berhubung ini adalah tulisan pertama saya di platform ini,
sedikit saja perkenalan saya untuk para pembaca.
Saya asli Surabaya tulen dan sekarang sedang merantau di Jakarta.
Dari lahir hingga sekarang, saya memanggil Almarhum Ayah & Almarhumah Ibu saya dengan sebutan khas Jawa ;
Romo & Biyung.

Dari kecil, saya sering protes kepada Almarhum Ayah saya seperti ;
"Kenapa sih kok nggak pakai Papa Mama ?"
"Kok aneh sih panggilan'nya Romo Biyung ?"

Sampai detik saya menulis cerita ini'pun, saya masih tersenyum sendiri teringat keluguan saya saat kecil
yang ternyata alasan dari panggilan kedua orang tua itu saya dapatkan ketika saya beranjak dewasa.

Ayah saya sangat mencintai budaya Jawa.
Beliau menjelaskan singkat kepada saya tentang panggilan Romo.
"Romo berarti bapak.
Sebagai seorang bapak, dia pasti ingin anak'nya selalu dekat dengan'nya

sampai kapanpun, dan kenapa Romo ?"

Ing Njero ROgomu - ono SukMO'ku

Kalau diterjemahkan bebas, seperti ini ;
Di dalam Raga'mu (raga sang anak ),
Ada Sukma'ku (sukma sang bapak).
:)

Oke,
Serius ya ini.
Cerita dimulai.

Sekitar tahun 2007'an, dimana saat itu saya masih menyandang gelar murid kelas 3 di salah satu SMA Swasta di Surabaya.
Zaman dimana sosmed saya adalah Friendster dan belum terkontaminasi gempuran Facebook maupun Twitter.
He He He.
Ada satu malam, dimana Almarhum Ayah saya sedang melaksanakan template kegiatan malam'nya sebelum waktu tidur ;
"Duduk di Kursi Teras - Nyruput Kopi - Mengebulkan asap Rokok".
Terkadang, saya pun juga ikut nimbrung bersama beliau sembari bercerita tentang kehidupan sekolah saya,
berdiskusi tentang hal apapun dengan beliau dan beliau'pun juga senang berbagi buah pikiran dan rentetan cerita
tentang pengalaman masa muda'nya di tanah perantauan.
Di tahun-tahun ini, saya akui bahwa saya memang sangat dekat sekali dengan beliau.
Nah,
saya tidak ingat betul kami sedang berdiskusi tentang apa pada malam itu,
tiba-tiba saja dia bertanya kepada saya ;

"Le, kewan opo sing unik neng dunyo iki ?"
(Nak, hewan apa yang unik di dunia ini ?)

Dengan berbekal pengalaman bersama keluarga saya yang pernah memelihara German Shepherd & Mini Pinscher,
dengan mantap saya jawab ke beliau ;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun