Mohon tunggu...
Bowo Sugiarto
Bowo Sugiarto Mohon Tunggu... Dosen - Buku. Film. Opini. Sastra

membaca buku-buku politik, sosial, agama, dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ratu yang Agung

3 Oktober 2011   14:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I

Mawar yang mekar di batu
Badai yang hadir di kesunyian

Kubunuh kata-kata agar kalimat tak berkhianat
Terpeleset dalam jurang ketakterhinggaan
Bahkan rintik hujan tak akan kubiarkan
Membisikkan kabar ke tanah dan pucuk dedaunan

Lalu biarkan
Mentari menunjukkan senyumnya
Di antara gelap awan dan rintik hujan
Pantai diterjang gelombang selatan
Menyambut Sang Ratu di kejauhan

II

Mawar tidak akan bertanya kenapa
Duri mesti hadir bersama keindahannya
Segores luka lebih dari cukup untuk membuktikan
Luka memang harus hadir menemani ketakjuban

Sesudahnya mekarlah ke angkasa jiwa
Kesabaran sempurna dalam kesunyian

Pantai tidak akan bertanya kenapa
Angin dan gelombang mesti hadir bersama samudera
Badai yang menjelang cukup untuk membuktikan
Ketakutan memang harus hadir menemani kekaguman

Sesudahnya mekarlah ke angkasa jiwa
Kepasrahan sempurna dalam ketidakpastian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun