Walau proses hukum sedang berjalan, tapi banyak opini berseliweran di Kompasiana, Facebook, media sosial dan media nasional. Banyak yang berangkapan bahwa kegaduhan berawal karena kekhilafan Ahok menyebut Al-Maidah Ayat 51 atau Buni Yani memposting transkrip perkataan Ahok dengan menghilangkan kata "pakai".
Menurut Bocah, penulis acakkaduters, pendapat itu salah besar!!!
Akar kegaduhan yang menimpa bangsa ini adalah karena adanya kebencian, rasa iri, Â dendam, kecurigaan berlebih dan ketidaksukaan kepada Ahok dan Jokowi. Jika kita melihat kilas balik, dari awal sewaktu Ahok mau diangkat jadi gubernur FPI, GMJ dan KMP sudah melakukan demo, walau masih dalam skala kecil, menentang Ahok diangkat menjadi Gubernur. Bahkan, mereka sampai mengangkat Gubernur Tandingan segala.Â
Bahkan sudah segala cara dan alasan digunakan untuk menjatuhkan dan membunuh karakter Ahok. Hanya saja, usaha mereka selalu gagal, gagal dan gagal.Â
Jadi kalau mau kegaduhan ini tidak terulang di masa depan, sehingga anak cucu kita dapat hidup dengan tentram dan damai, maka jangan biarkan kebencian, rasa iri, dendam, kecurigaan dan ketidaksukaan menjadi penyakit yang bersemayam dalam diri kita semua.
Mari, saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air... jangan lagi ada kebencian, rasa iri, dendam, kecurigaan dan ketidaksukaan di antara kita. Ibu pertiwi merindukan persatuan kita semua. Para pendiri bangsa mengimpikan Indonesia makmur, adil dan sejahtera. Nenek moyang kita menginginkan persaudaraan, walau kita beda suku, agama, ras dan antar-golongan. Dan Tuhan sayang bangsa ini.Â
STOP CACI MAKI...
Mari saudara-saudaraku...
Kita jalin erat tali persaudaraan,Â
Kita gemakan dengan keras persatuan Indonesia.
Kita ubah mimpi Indonesia yang makmur, adil dan sejahtera menjadi kenyataan.