Mohon tunggu...
Junaidi Nasution
Junaidi Nasution Mohon Tunggu... profesional -

- I feel I'm growing older.. - I guess I'll always be a soldier of fortune...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bola Panas Sekarang Ada di KPK

18 Januari 2015   16:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:53 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14215481791752615131

Sepekan belakangan ini, gonjang-ganjing politik kembali terjadi dengan ditunjuknya Komjen Pol BG sebagai pengganti Jend Pol Sutarman yang akan memasuki pensiun tahun depan. Kegaduhan terjadi karena Komjen Pol BG jauh sebelumnya telah di stabilo merah oleh KPK ketika Komjen Pol BG akan dicalonkan sebagai salah satu menteri dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi, dan kembali di calonkan sebagai calon tunggal Kapolri tanpa lewat seleksi/penilaian KPK.

Penulis tidak akan membahas masalah pencalonan tersebut, yang kata orang penuh dengan campur tangan dari Teuku Umar Palace, yang tentu saja pembaca paham apa dan siapa yang ada di Jl Teuku Umar tersebut. Yang akan penulis bahas adalah langkah Presiden Jokowi dalam mengambil keputusannya dengan mengundurkan pelantikan BG sebagai Kapolri. Tentu saja pembahasan ini hanya sebatas rekaan yang penulis mampu, jangan dijadikan sebagai patokkan apalagi sebagai bahan diskusi, malu kita.

Sebagai mana yang telah kita ketahui, DPR telah menyetujui penunjukan BG sebagai Kapolri, dan sekarang bola panas ada di tangan pak Presiden. Bisa saja persetujuan secara aklamasi dari DPR tersebut adalah salah satu cara DPR untuk mem fait accompli presiden untuk melantik BG.

Apakah Presiden Jokowi termakan dengan jurus DPR tersebut? Oh..tunggu dulu, dengan bertapa selama hampir satu hari penuh, akhirnya Presiden menunda, kalau tidak mau membatalkan, pelantikan si BG ini dengan rentang waktu yang tidak pasti. Di lain kesempatan, Presiden Jokowi melakukan pertemuan2 dengan orang2 dekatnya, KPK,  termasuk juga lakon dari cerita ini, yaitu BG, Sutarman dan di tambah Badrodin sang Wakapolri. Hasil dari pertemuan, seperti yang pembaca ketahui, BG ditunda, Kapolri dibebas tugaskan dengan hormat dan Badrodin diangkat sebagai pelaksana tugas Kapolri.

Sekarang mulailah babak baru pelakonan ini. Bola yang tadinya ada di Presiden, sekarang dikembalikan ke KPK. Dengan maksud :

-Presiden Jokowi memberikan waktu ke KPK, untuk mencari barang bukti secepatnya, yang tidak hanya cukup dua      untuk menjadikan BG tersangka, tapi lebih dari itu untuk menahan BG. Dengan penundaan tersebut, semua pihak untuk sementara diharapkan tenang, biarkan KPK bekerja secepatnya. Dan Presiden Jokowi mungkin berharap KPK menemukan barang bukti yang lebih untuk menahan BG, sehingga pelantikan tidak akan terjadi. Dan Presiden Jokowi pun akan merasa tidak disalahkan oleh pihak2 yang mendorong/memaksa  beliau untuk melantik BG.

-Kenapa Sutarman diberhentikan sekarang? Karena pensiunnya tahun depan. Dengan hitung2an, waktu satu tahun tidaklah lama, apalagi dengan gonjang ganjing politik yang terjadi, satu tahun akan berlalu dengan cepat, dan apabila Sutarman sekarang masih dipertahankan, dan KPK belum menemukan barang bukti yang lebih untuk menahan BG sampai bulan Oktober 2015 dimana waktu itu Sutarman sdh pensiun, secara otomatis Sutarman sudah akan dicarikan penggantinya, dan itu akan dijadikan amunisi oleh DPR untuk menyerang pemerintah, mereka akan menuntut BG untuk dilantik. Karena akan ada kekosongan kursi Kapolri yang akan ditinggalakan Sutarman. Dalam hal ini memang Sutarman akhirnya di korbankan. Dan dalam analisa penulis, Sutarman pastilah akan diganjar dengan posisi lain, duta besar kemungkinannya.

-Kenapa Badrodin jadi Plt? Karena secara hirarki memang Badrodin lah yang bisa menggantikan Sutarman, dijadikan Plt karena memang ini kasus yang tidak biasa. Dan tidak mungkin juga Badrodin diangkat jadi Kapolri, karena terlalu banyak pertanyaan di dalamnya. Badrodin bisa menjabat Plt Kapolri sampai dua tahun ke-depan kalau tidak ada pencapaian apa2 dari KPK. Karena pensiunnya masih dua tahun lagi.

Jadi mungkin itulah pertimbangan dari Presiden Jokowi dalam pergantian Kapolri ini, yang tentu saja adalah hasil analisa dari saya sendiri.

It could be right or it could be wrong. Salam akhir pekan…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun