Bukankah Tuan berjanji untuk menyejahterakan kami?
Bagaimana mungkin jika hutan sumber udara dibabat habis
Nafas kami nanti sesak.
Tanah yang menjadi kulit di tanamkan beton
Pohon yang menjadi tulang akan  patah.
Air yang menjadi darah akan kotor
Rumah sakit yang Tuan bangun tidak cukup mengobati.
Atau mungkin memang Tuan menginginkan kami mati.
Kalau boleh kita bernegosiasi.
Begini saja Tuan.
Tuan mengatakan untuk bersahabat dengan investor
Tidak perlu sampai menggantung kereta.
Cukup nasib kami, nasib negeri yang tergantung pada janji tuan.
Sahabat sahabat asing itu kami temani minum kopi
Yang tumbuh dari penderitaan rakyat.
Bukankah dengan begitu Tuan akan bersahabat baik dengan mereka.
Tuan mengatakan untuk mempermudah anak negeri
Begini saja tuan. Biar kami yang memandu dan menandu mereka yang tak kuat jalan
Untuk menikmati Alam di Rinjani.
Tuan. Alam cantik dengan kealamianya.
Kami sudah terlalu jatuh cinta pada kecantikannya.
Atau mungkin ini yang tuan maksudkan.
Kami tau meski tidak pernah dikatakan.
Jika lantaran uang. Begini saja Tuan.
Nanti kami yang patungan setiap bulan
Untuk membayar hasrat Tuan.
Lombok Timur 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H