Mohon tunggu...
Slamet Basuki
Slamet Basuki Mohon Tunggu... wiraswasta -

Semoga kita semua dipersatukan karena keikhlasan dan penghambaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Salam buat Bapak

28 Agustus 2014   15:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Membayangkan wajah sayumu tak sulit bagiku. Meski bertahun-tahun, waktu terlewati tanpa sosok dirimu. Keberadaanmu tetap bersemayam di lubuk hati. Rentang waktu perjalanan hidupmu membuat kumerindu. Entah dengan bagaimana kuingin sampaikan rasa itu dan mengunjungimu kembali. Juga kepenatan diri yang melanda hidupku.
Andai kutahu arti cinta yang terselip di balik wajah garangmu. Juga arti sayang yang tak dapat kubaca lewat sikap tegasmu. Atau arti cemas yang kuanggap berlebihan bila kucoba tuk melangkah.

Seiring umurku yang menua. Tentu makin kusadari. Kasih tulusmu tak pernah berhenti mengalir. Kuharap ada perjumpaan kembali. Mendengar langsung suaramu. Menyimak kembali petuah bijakmu.

Jika angin menyapa rambutmu. Kutitipkan salam untukmu. Jika air mengalir di matamu. Ingin kumenyekanya dengan hatiku. Langit yang kupandang sama dengan langitmu. Dengan awan putihnya, kulukis rinduku padamu.
Bapak. Kan kuturut jejakmu. Karena hanya itu caraku ungkapkan cintaku. Kubangga jadi anakmu.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun