Jika mendengar kata 'persib' maka yang terbesit ditelinga kita selaku pecinta sepakbola di tanah air adalah klub terbesar di bumi sunda, bahkan indonesia. Pasalnya klub yang lahir pada tahun 1933 ini seakan sudah sejak lama menjadi kebanggaan dan kerap dilambangkan sebagai jati diri orang sunda pada umumnya.Disebut layaknya 'agama kedua' bukanlah tanpa sebab, pasalnya Klub yang berjuluk Maung Bandung ini telah menjadi primadona bagi warga bandung dan sekitarnya, seperti menjadi sebuah kewajiban layaknya ibadah untuk menonton Persib jikalau klub ini berlaga.Suporter Persib atau sering disebut Bobotoh merupakan salah satu kelompok suporter yang sangat fanatik dalam mendukung klub. Tidak hanya dari habitsnya, bobotoh juga banya disorot karena kuantitasnya yang merupakan salah satu fanbase suporter terbanyak di asia mengalahkan Urawa reds raksasa J1 League.
Jumlah suporter yang membludak, jelas mempengaruhi tekanan terhadap pemain maupun pelatih yang datang. Karena pelatih baru kerap hanya mendapatkan beberapa kali kesempatan saja untuk membuktikan kapasitasnya di klub ini, pasalnya di beberapa momen saja misalnya, performa klub cenderung sedikit menurun maka posisinya akan langsung ditekan oleh para bobotoh. Ambil contoh saja, Robert Rene Albert.
Itupun berlaku untuk para pemain, meskipun jumlah tuntutan dan tekanannya tidak sebesar seorang pelatih persib. Peran pemain pun kerap menuai kritik dalam jumlah yang banyak oleh sebagian besar bobotoh yang tidak puas dengan performanya. Wander luis, Geo Castillion hingga Belencoso adalah contoh pemain yang pernah mengalami masa panen kritik sepanjang musim.
Di dua musim terakhir performa maung bandung bisa digolongkan stabil dan memiliki progress yang bagus, pasalnya sejauh ini tim dengan warna jersey dominan biru ini bercokol di posisi 2, dan berpeluang untuk memainkan permainan di slot kompetisi asia, dalam ajang AFC Cup jika bisa mempertahankan posisi yang sekarang.
Sangat menarik persib ini,
mari kita nantikan kelanjutannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H