Mohon tunggu...
MOCH AGUS SETIONO
MOCH AGUS SETIONO Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 9 Madiun

Saya adalah guru yang aktif dan ceria

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 CGP Angkatan 6

16 Februari 2023   11:55 Diperbarui: 16 Februari 2023   12:05 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas 3.1.a.9. 

Koneksi Antar Materi

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh: Moch Agus Setiono, S.Si

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka khususnya Ing Ngarso Sung Tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa seorang guru harus mampu memberikan teladan atau contoh yang baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa (motivasi) dalam mewujudkan sebuah usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka Ing Madyo Mangun Karsa. Sebagai wujud pamungkas dari Pratap Triloka tersebut, dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan dan keselamatan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Baik secara sadar maupun tidak, nilai-nilai yang ada pada diri kita sangat berpengaruh terhadap setiap keputusan yang kita ambil. Dan tentu saja hal ini menjadi prinsip dasar dalam pengambilan setiap keputusan. Nilai-nilai bagaikan gunung es yang hanya terlihat kecil dipermukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita ambil.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching merupakan sebuah kompetensi dalam menangani atau setidaknya mencari solusi terbaik dalam menghadapi sebuah permasalahan. Melalui langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal dilaksanakan dalam coaching, apalagi jika dikombinasikan dengan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal terpenting dalam setiap pengujian keputusan adalah evaluasi terhadap setiap keputusan yang telah diambil. Hal ini perlu dilakukan seiring dengan perkembangan permasalahan yang terjadi.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Pada 5 kompetensi sosial emosional, yang meliputi : kesadaran diri, pengelelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab tentunya akan sangat berdampak dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin, dimana semua keputusan tersebut berbasis pada nilai nilai kebajikan.
Nilai-nilai kebajikan ini tentunya sangat erat sekali dengan keempat kompetensi sebelumnya. Sehingga seorang guru akan mampu menyadari aspek sosial emosionalnya apabila sedang memutuskan segala sesuatu yang terkait nilai nilai tersebut. Selain hal tersebut, keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan, sehingga sesuai dengan nilai kebajikan bertanggung jawab.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Dalam masalah ini, penggunaan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Akan tetapi jika yang terjadi adalah dilema etika, tetap perlu ada identifikasi terhadap 4 paradigma dan penggunaan 3 prinsip mengatasi masalah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun