AKU :Â
Halo ChatBING, Mohon dibuatkan cerita untuk anak SD, dengan konsep seperti ini :
1). Cerita maksimal 800 kata.
2). Menggunakan karakter Boonaz S, Boonaz I, Boonaz G, Boonaz A, Boonaz Z dan Boonaz E,
3). Tema cerita diambil kutipan , "Zambu mbira, beru dhaka meko ki , asa miu sekola ema (bahasa Nusa Tenggara Timur) atau mengenakan baju robek dan celana yang ditambal tidak apa-apa, asal kamu bisa sekolah."
https://www.kompasiana.com/inosensius280778/640ce16f08a8b53aa312d792/ada-3-privilese-anak-petani-yan-paling-unik?page=2&page_images=1 Â (Kreator: Inosensius I. Sigaze)
5). Dialog ke 6 Boonaz  tersebut terjadi saat mereka ngobrol di sebuah kebun kemiri.
ChatBING :
Boonaz S, Boonaz I, Boonaz G, Boonaz A, Boonaz Z dan Boonaz E adalah sahabat karib yang selalu bersama-sama. Mereka adalah anak-anak petani yang tinggal di desa Nusa Tenggara Timur. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi dan ingin sekolah agar bisa meraih masa depan yang lebih baik.
Suatu hari, mereka sedang ngobrol di sebuah kebun kemiri yang menjadi tempat kerja orang tua mereka. Mereka bercerita tentang mimpi-mimpi mereka dan harapan mereka untuk bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
"Kakakku bilang, kalau mau sekolah sampai SMA atau kuliah, kita harus pintar-pintar belajar dan rajin menabung. Tapi bagaimana caranya? Orang tua kita kan hanya petani biasa yang hidupnya pas-pasan." kata Boonaz S dengan wajah sedih.
"Aku juga bingung, S. Aku ingin sekali menjadi dokter hewan, tapi aku takut tidak punya biaya untuk kuliah. Apalagi baju dan celana kita ini sudah robek-robek dan ditambal-tambal." sahut Boonaz I sambil menunjuk pakaian mereka yang sudah usang.
"Ah, jangan minder dong, teman-teman. Baju dan celana kita yang robek-robek itu bukan halangan untuk kita sekolah. Yang penting kita punya semangat dan tekad yang kuat. Kita harus percaya diri dan tidak malu dengan keadaan kita." kata Boonaz G dengan nada semangat.
"Iya, G benar. Kita harus bersyukur karena kita masih bisa sekolah meskipun dengan fasilitas yang minim. Kita harus belajar dengan giat dan rajin agar bisa mendapatkan beasiswa atau bantuan dari pemerintah." tambah Boonaz A dengan bijak.
"Betul sekali, A. Kita juga harus saling membantu dan mendukung satu sama lain. Kita kan sahabat sejati, bukan? Kita harus kompak dan solid dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan." ujar Boonaz Z dengan penuh semangat.
"Ya, ya, ya! Aku setuju dengan kalian semua! Kita adalah tim Boonaz yang hebat dan luar biasa! Kita pasti bisa mewujudkan mimpi-mimpi kita asalkan kita berusaha keras dan tidak menyerah!" seru Boonaz E dengan riang.
Mereka pun bersorak-sorai dan berpelukan erat. Mereka merasakan kehangatan persahabatan yang menguatkan mereka. Mereka tidak peduli dengan pandangan orang lain yang mungkin meremehkan atau mencemooh mereka karena baju dan celana mereka yang robek-robek.Â
Mereka hanya peduli dengan cita-cita mereka yang ingin sekolah agar bisa menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara terompet dari arah sekolah.Â
Mereka menyadari bahwa itu adalah tanda bahwa jam pelajaran akan segera dimulai. Mereka pun bergegas meninggalkan kebun kemiri dan berlari menuju sekolah.
"Zambu mbira, beru dhaka meko ki , asa miu sekola ema!" teriak Boonaz S sambil berlari.Â
"Zambu mbira, beru dhaka meko ki , asa miu sekola ema!" diikuti teriakan Boonaz I,G,A,Z, E sambil berlari.Â
Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H