Mohon tunggu...
Arif N
Arif N Mohon Tunggu... -

book reviewers

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Belajar Sejarah Film via Kisah Hugo Cabret

16 September 2014   19:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:31 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Hugo Cabret Pengarang: Brian Selznick Alihbahasa: Marcalais Fransisca Penerbit: Bentang Pustaka Cetakan: I, Januari 2012 Tebal: 543 halaman Award: Caldecott Medal (2008), Book Sense Book of the Year Award for Children's Literature (2008), Rebecca Caudill Young Reader's Book Award Nominee (2009), Flicker Tale Children's Book Award (2009), Iowa Children's Choice Award (2010) ALA's Top Ten Best Books for Young Adults (2008), Boston Author's Club Young Reader Award (2008), NAIBA Book of the Year for Children's Literature (2007) Hugo Cabret, seorang anak sebatang kara, bertahan hidup dengan tinggal didalam jam raksasa di stasiun. Dua kali sehari ia, berkat ajaran pamannya si penjaga jam yang suka mabuk, merawat jam-jam dinding besar di stasiun. Kadang ia merasa ngeri harus membayangkan bahwa ia akan tinggal bersama gir dan mesin-mesin jam sepanjang hidupnya. Padahal ada impian lain yang sejak lama terpendam dalam benaknya. Benda itu, benda yang dinamakan automaton peninggalan ayahnya (setidaknya Hugo mengetahuinya begitu) adalah satu-satunya benda yang berharga dalam hidupnya. Benar sekali Hugo telah mempertahankan benda rongsokan itu. Karena benda itulah yang suatu saat akan mengubah hidupnya. Setelah menonton filmnya terlebih dahulu, akhirnya saya pun kesampaian membaca Hugo Cabret versi aslinya (baca: novelnya). Seperti biasa, dibandingkan adaptasi filmnya, cerita versi novel selalu lebih baik. Saya salut dengan Selznick yang mampu meramu cerita fiksi dengan cerita nyata yang kali ini mengenai Georges Melies. Saya sempat berpikir, jika Melies adalah nyata berarti Cabret juga nyata. Namun ternyata tidak. Selznick sudah menjelaskan hal ini dalam Ucapan Terima Kasih pada bagian setelah cerita usai. Saya tidak hanya mengagumi karya ilustrasi dan gaya penulisan Selznick yang apik dan menyenangkan, saya juga mengagumi usahanya dalam pembuatan novel ini. Sang penulis sampai harus melakukan penelitian juga diskusi mengenai sejarah film, automaton, dan berbagai hal yang dibutuhkan untuk Hugo Cabret. Saya juga mengapresiasi Penghargaan (sekaligus daftar pustaka) yang ditulis Selznick pada bagian paling akhir novel ini. Sejarah Film Melalui Hugo Cabre, saya dibawa Selznick kepada awal mula sejarah film dengan George Melies sebagai tokohnya. Meskipun digarap secara fiktif, setidaknya para pembaca mengetahui seluk beluk sejarah perfilman dimana Melies berperan aktif menghidupkannya. Awalnya Melies hanyalah seorang pesulap yang sering beraksi pada teaternya yang dibangun oleh pesulap terkenal Robert Houdin. Kemudian ia serius menekuni teknologi perfilman yang kemudian membawanya menjadi seorang sutradara dan produser yang sukses. Pada zaman tersebut, Melies termasuk seorang pembaru bagi dunia perfilman. Dialah yang mengenalkan teknik menghilang (berasal dari pengetahuannya sebagai pesulap & ilusionis) dan teknik benda berubah dalam film. Film karyanya yang terkenal adalah "Le Voyage dans la Lune" (Perjalanan ke Bulan) yang berasal dari novel "From the Earth to the Moon", karya Jules Verne. Akhir kata, novel ini mendapat 4 bintang dari saya. Novel ini sudah cukup pantas dibaca oleh anak-anak berusia 10 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun