"Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi ( mesir ) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)", ( q.s al qasash: 5 )
Dalam ayat ini menceritakan raja Fir'aun yang semena-mena menindas bani Israil, yang pada masanya adalah orang-orang terpilih, dia memperkerjakan mereka sebagai perkerja kasar(rendah). Memperbudak mereka sepanjang siang dan malam untuk berkerja dengannya, selain itu dia membunuh anak laki-laki dan membiarkan anak-anak perempuan untuk hidup hal ini dilakukan untuk menghina mereka dan ketakutan terhadap akan datangnya seorang
Pemuda untuk menghentikan "kesewenang-wenangan" dia Fir'aun.
Dari ayat ini pula kita mengambil sikap bahwa di dalam islam dilarang untuk dilakukannya sistem antara kelas atas dan kelas bawah, karena semata-mata di depan hadapan Allah hanya amal yang diperhitungkan. Hal ini pun diajarkan oleh Rasullah saw tidak memandang para sahabat dari kelas kehidupannya, antara Bilal dan Abu bakar didepan mata Rasullah adalah sama.
Umat islam telah diajarkan untuk membela Kaum Mustadl'afin selagi mereka satu "aqidah"dengan nya, tapi yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah, kenapa para pembela kaum Mustadl'afin dianggap "kekiri-kirian" ??
Tidak ada maksud membela satu ideologi tertentu dalam pembelaan ini, tapi hanya mengasaskan bahwa pembelaan terhadap Kaum Mustadl'afin adalah amal saleh dan Ibadah, dalam persepsi kekiri-kirian perlulah dikaji kembali.
Melihat amal saleh dan batin seorang mahluk bukanlah dilihat anggapan mereka "kekiri-kirian" tapi permasalahan ini adalah antara manusia dan tuhannya, selagi pembelaan terhadap kaummustadl'afin niatnya untuk menjalankan amal saleh dan ibadah itu tidaklah masalah, akan tetapi akan menjadi masalah jika niat membela menjadi kepentingan untuk dipuja-puji dan mencari kedudukan tertentu.
Benang merahnya, ketika berbicara tentang pembelaan tetulah kita harus menanamkan ideologi seperti halnya Rasullah menanamkan Ideologi Islam Kaffah dalam perjalanan dakwah nya.Â
Seperti dibahas diawalPembelaan terhadap kaum Mustadl'afin bukanlah bermaksud untuk mengedepankan Ideologi tertentu, melainkan adalah panggilan dakwah untuk terjun langsung dalam usaha merubah sistem yang terjadi di Kaum Mustadl'afin yang terkadang sering kali menanggalkan aqidah mereka.
Orang yang tertindas adalah kesenjangan strata sosial, dimana kedzoliman menganggap kaya diatas dan miskin dibawah, dimana-mana kaum tertindas itu dianggap lemah. Tetapi Al-qur'an berkata lain,
"Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi ( mesir ) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) sejalan dengan kisah Nabi musa meski tanpa senjata dan pengikut yang sedikit karena telah mengalami kesengsaraan diambang batas dia pun berhasil melepaskan rakyatnya dari Fir'aun".