Mohon tunggu...
Boni Vaxius
Boni Vaxius Mohon Tunggu... Lainnya - Menangis waktu lahir, senyum waktu hidup.

Mencoba merangkai kata dari pikiran melalui apa yang dilihat, dirasakan, dimengerti, dan didengar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wahai Media, Warganet juga Butuh Pemanis

20 April 2020   23:50 Diperbarui: 21 April 2020   00:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makan yang berizi, sabar dan tenang, istirahat yang cukup dan teratur. Tidak panik dan jaga perasaan kita, tetap bergembira," kata Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020)

Dear bapak Yurianto yang terhormat, menjaga perasaan adalah salah satu kelemahan anak muda di Indonesia tapi kali ini penulis sangat setuju bahwa perasaan kita bukan hanya perlu dijaga namun juga dikuatkan bersama. 

Sudah lebih dari sebulan sejak kasus corona pertama kali diumumkan di Indonesia dan sejak saat itulah mungkin setiap hari, menit demi menit, hingga dari waktu ke waktu kami para warganet serta warga di Indonesia diberikan asupan mengenai kasus corona. 

Penulis tidak memiliki data atau tools yang dapat digunakan untuk melihat sudah berapa ribu berita mengenai corona di Indonesia yang diliput oleh media lokal. Namun satu yang pasti, ketakutan dan kepanikan terjadi di media sosial penulis ataupun obrolan dengan teman bicara. Lalu mengapa hal ini bisa terjadi?

Pertama, adu argumen antara pemerintah dengan peneliti yang tidak kunjung selesai hingga saat ini. Memang sudah tugas media mengungkapkan fakta atau kebenaran yang sesungguhnya, tetapi sikap pemerintah dalam hal ini dinilai lambat untuk beraksi bahkan terkesan menutup-nutupi. Belum selesai dengan hasil penelitian sebelumnya muncul lagi di media para peneliti lainnya dengan informasi-informasi terbaru. 

Kedua, terlalu aktif di media sosial. Kini mendapatkan berita tidak hanya dari media jurnalistik namun bisa didapatkan dari berbagai media sosial. Namun, di sisi lain masyarakat Indonesia masih memiliki literasi media yang kurang sehingga sering tidak bisa membedakan mana hoax dan mana informasi yang benar.

"If you don't watch the news you're uninformed, if you watch the news you're misinformed" 

Ya, memang benar pilihan ada di dalam genggaman tangan para pengguna untuk memilah dan memilih berita atau informasi apa yang ingin dikonsumsi. Tetapi, kami juga tidak menutup mata bahwa kalian menghidangkan makanan itu ke meja juga.

Kami berharap bukan hanya hidangan utama yang memaksa otak bekerja berat, namun juga pemanis yang bisa membuat hati ini lega sejenak. Dan untuk warganet, detoks media sosial itu perlu juga loh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun