Mohon tunggu...
Bonita Santi
Bonita Santi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bahagia itu sederhana

Seorang mompreneur penikmat kuliner yang suka jajan dan jalan || Punya kedai pizza sebagai tempat uji coba modifikasi resep masakan || Doyan makan enak

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jelajah Hari Ke-2 di Nusa Lembongan

1 September 2019   21:52 Diperbarui: 2 September 2019   19:07 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pagi hari setelah menikmati sarapan sehat telur rebus dua butir dan brown bread toasted setangkup duh berasa popeye abis makan bayam nih badan, full energi dan siap menjelajah Nusa Lembongan. Keluar gerbang homestay ambil kiri dan menyeberanglah saya di jembatan, mulai menyusuri jalan-jalan tepi pantai yang menghamparkan pemandangan indahnya. 

Batang-batang pohon meranggas di sepanjang jalan menyajikan spot foto apik untuk yang doyan selfie. Free dari alam loh . Jalanan menanjak atau menurun bertikungan tajam saya lalui dengan berteriak melepas ketegangan, dan ada beberapa kali bertemu dengan bule atau turis asing yang belum begitu mahir mengendarai motor matic, jadi kita harus berhati-hati juga karena kadang kala ada beberapa yang mau memberi jalan namun sering juga seolah merasa itu jalan milik mereka, pokoknya tetep calm dan selow berkendara. Sesaat melintas di sebuah tanjakan serombongan anak sekolah dasar memaksa saya untuk kembali melongo, karena sebagian besar mengendarai sepeda motor. Saya hitung saat itu hanya 7 anak yang berjalan kaki bareng temennya. Wow... pemandangan yang sangat tidak biasa dan tidak bisa dijumpai begitu saja di Pulau Jawa atau Pulau Bali. 

Berjalan tanpa tujuan pasti adalah trip hari kedua saya di Nusa Lembongan/Nusa Ceningan dengan mengandalkan Gmap yang bisa membantu dalam segala hal. Tanya google maka bakal terbukalah semua pilihan tempat nongki asyik. Penasaran dengan Warung 99 yang populer direview banyak orang, pas nyampe sana ternyata entah kenapa sepertinya gag ready buat nongki syantik. Akhirnya balik kanan dan kembali ke jalan utama arah ke Jungut Batu. Sampai ujung jalan ketika mau parkir ternyata tertera larangan parkir kecuali mau ikut fastboat, ternyata gag bisa gitu aja parkir ninggalin motor dan langsung jalan-jalan. Putar balik lagi deh akhirnya, nyusuri jalan dan nemu toko swim suit, brenti dan mencoba melihat-lihat apakah ada yang menarik. Agak mengesalkan kejadian siang kemarin karena saya udah naksir bikini lucu gitu, pas nanya bisa nawar kata si embak, iya bisa. Dibuka harga 300 ribu rupiah, etapi pas saya nawar 200 ribu kemudian datanglah owner toko justru bilang itu harganya 350 ribu. Entah kenapa bisa kasih harga beda. Hilanglah nafsu belanja si emak rempong . Sambil tak lupa bilang makasih, cabutlah saya dari toko yang itu. Dalam hati sempet mikir ini saya pembeli lokal lo dan barang yang dijual made in indonesia di label, kenapa juga saya maksain mau beli barang imut itu padahal dengan harga segitu saya bisa dapat kualitas lebih baik dan brand ternama (malah curhat sodara-akhirnya dapet bawahan doang di outlet brand populer dan harganya sedikit lebih mahal 😅). Dari arah keluar menjauh dari Jungut Batu ada persimpangan, yang kanan dari arah saya datang dan iseng aja saya arahkan motor kekiri, gotcha... nemu pantai dengan banyak bean bag dan long chair, juga beberapa spot foto anyaman love bird nest dan ayunan couple gitu. Mahagiri Beach namanya. Pantai yang jadi bagian dari Mahagiri Resort. Lumayanlah bisa nongki syantik akhirnya sambil foto-foto. 

Memutuskan duduk disitu berarti harus pesan sesuatu untuk dibeli gag boleh cuman numpang nongki. Lalu saya pesanlah segelas mixed fresh fruit juice dan seteko kecil ginger tea plus air mineral botol besar ditebus dengan harga 74 ribu rupiah. Murahlah untuk ukuran resort begitu.  Kalo pengen warung lokal dengan harga yang lebih murah lagi ada sih sebelahnya persis, warung biasa gitu dengan low prices dan tetap ada spot foto serta long chair buat berjemurnya tapi beda penampakan.

Setelah merasa  cukup bermain air, berfoto-foto dan menikmati minuman segar, saya jalan lagi mengarahkan motor ke arah mangrove beach. Ada bagian lain di pulau ini yang luput dari perhatian banyak orang. Ketika mengambil jalur kiri sekitar beberapa ratus meter kemudian saya menemukan areal tempat pembuangan sampah Nusa Lembongan. Agak prihatin ketika berbincang dengan seorang pemulung yang wilayah kerjanya disitu. Kata si bapak, sampah yang datang masih saja ada yang dibakar dan sampah recycle mereka kumpulkan untuk diambil pengepul 2 minggu sekali. Masalah sampah yang kurang mendapat perhatian bakalan jadi bumerang kalo tidak segera ditangani, dan itu terjadi hampir di semua kepulauan, gag cuman Nusa Lembongan aja. Sedih banget ya karena di balik keindahannya ternyata juga bisa jadi penyumbang kerusakan akibat efek rumah kaca pada pemanasan global. 

Merasakan teriknya matahari yang berusaha menggosongkan kulitku, dan panggilan lapar dari komunitas cacing di perut membuatku mempercepat laju motor. Makan siang ini saya putuskan untuk mencoba warung lokal, tepatnya Warung Sunda Mang Ujang. Rekomend loh lontong sayurnya, dan satu-satunya penjual siomay di Nusa Lembongan katanya. Untuk warung-warung lokal no worry deh soal harga, soalnya makan murmer gag bikin kantong bolong. Siang ini pesen bakso, lontong sayur, kelapa muda utuh, omelette dan 3 bungkus krupuk cuman abis 120 ribu. Menyusuri kembali liukan mesra angin sore dalam perjalanan balik ke homestay, begitu sampai homestay rasanya girang ngeliat pool sepi. Beraksilah lady mermaid kelas kedalaman 1,5 m 😂. Lumayan bikin pegel juga sejaman lebih dikit nyoba calm and swim 👻.

Tadi pas jalan balik ngelihat air di bawah jembatan ternyata surut karena new moon, lalu lintas kapal- kapal kecil yang biasanya ada disana gag ada sama sekali dan terlihatlah hamparan pasir membentang. Iseng-iseng keluar pool langsung aja saya jalan ke arah hamparan pasir yang membentang. Ketemu beberapa turis asing dan anak-anak kecil bermain layang-layang, beberapa anjing berkejaran. Banyak nemuin star fish dari yang kecil sampe yang uda lumutan. Nice 😍

Saat makan malam, saya susuri kembali jalan arah sesudah pohon besar nanjak lalu ambil kiri, melewati apotek kecil dan lurus terus sampai tibalah di Hallo cafe, ini juga rekomend. Malam ini nyobain makan seafood platter disajikan dengan nasi putih, sayuran saus tiram plus chicken dan  mixed fresh fruit juice lagi plus soda water yang rasanya lebih enak pakek banget daripada dinner hari sebelumnya dengan tital harga 135 ribu kayaknya (nyari nota gag ketemu 😝). Berasa pengen pesen pisang goreng yang disajikan pakek es krim tapi apa daya perut penuh banget 😌. Saya putuskan segera balik ke homestay sesudah puas duduk makan minum dan berbincang dengan waiter sambil dengerin reggae. 

Malam yang indah, dan sempet ada kejadian aneh pas di kamar siap-siap mow bobok kayak ada yang ngelus rambut saya. Lalu saat saya memutuskan untuk duduk sebentar di teras kamar, ada 2 titik sinar besar dan kecil melesat dari arah sebelah kanan pandangan mata dekat rambut saya. Karena dasarnya penakut akhirnya saya agak berlari masuk ke kamar 😅 posted day 1 dan berusaha bobok manis. See you tomorrow di day 3 yak 😍

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun